Contoh Teks Khutbah Idul Fitri 2024 NU Singkat, Terbaik Sepanjang Masa Menyentuh Hati Tentang Lebaran - PDF

- 2 April 2024, 11:10 WIB
Ilustrasi. Contoh teks khutbah Idul Fitri 2024 NU singkat, terbaik sepanjang masa yang menyentuh hati dan sedih tentang lebaran, link download PDF.
Ilustrasi. Contoh teks khutbah Idul Fitri 2024 NU singkat, terbaik sepanjang masa yang menyentuh hati dan sedih tentang lebaran, link download PDF. /Unsplash/Falaq Lazuardi

Baca Juga: TEKS Khutbah Idul Fitri 2024 yang Membuat Jamaah Menangis Tentang Silaturahmi untuk NU dan Muhammadiyah - PDF

Pada saat manusia berpuasa maka ia berbeda dengan para binatang, tapi ketika manusia sedang berbuka atau tidak berpuasa maka keberadaannya sama dengan para binatang dalam hal sama-sama berusaha memenuhi kebutuhan dasar hayawani, yakni makan, minum, dan bersetubuh. Dalam kitab Durratun Nashihin karangan Syaikh Utsman bin Hasan Al-Khuwairi dijelaskan, manusia adalah makhluk Allah yang dalam dirinya terdapat “entitas atau sifat kebinatangan” dan “sifat kemalaikatan.”

Sifat kebinatangan yang dimaksud adalah “syahwat” atau keinginan untuk melakukan segala hal yang bersifat naluri, seperti makan, minum, menyalurkan hasrat seksual, dan yang lainnya. Sedangkan sifat atau entitas kemalaikatan adalah “akal” atau pengetahuan yang selalu mengajak manusia melakukan kebaikan dan mengendalikan segala keinginan yang bersifat kebinatangan.

Jika sifat kebinatangan manusia tidak bisa dikendalikan, yakni manusia melakukan segala hal yang ia inginkan tanpa mempedulikan aturan-aturan agama, maka ia tidak jauh berbeda dengan binatang, bahkan dikatakan oleh Al-Quran ia lebih sesat daripada binatang:

أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

Artinya, “Mereka seperti binatang, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS Al-A‘raf 179).

Binatang diciptakan oleh Allah tidak memiliki akal, hanya memiliki syahwat semata, sehingga dalam memenuhi kebutuhan dasarnya tidak mengenal aturan agama. Ingin makan, ia akan makan apapun yang ia senangi tanpa mengetahui makanan itu milik siapa. Ingin minum ia akan minum apapun yang ia sukai tanpa harus tahu minuman itu milik siapa, memabukkan atau tidak. Ingin menyalurkan hasrat seksualnya maka ia akan bersetubuh tanpa melalui sejumlah syarat dan rukun di dalam pernikahan.

Tapi, jika sifat atau entitas kemalaikatan yang dimiliki manusia berupa akal dapat difungsikan, yakni manusia di dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya selalu memperhatikan aturan-aturan agama, maka status manusia akan menjadi makhluk yang mulia di hadapan Allah, bahkan lebih mulia daripada malaikat.

Baca Juga: Isi Teks Khutbah Jumat NU Terbaru 29 Maret Singkat 1 Lembar PDF: Ancaman Orang Membatalkan Puasa Ramadhan

Semua waktu yang dimiliki malaikat digunakan hanya untuk beribadah kepada Allah, tidak makan, tidak minum, dan yang lainnya. Hal ini sangat wajar dan pantas karena malaikat hanya diberi akal oleh Allah. Sedangkan manusia jika senantiasa bisa beribadah kepada Allah, ini artinya ia telah berusaha sekuat tenaga di dalam mengelola syahwatnya atau mengekang hawa nafsunya. Manusia jenis ini sama dengan telah memfungsikan akalnya untuk menerangi dirinya dengan menghindari segala perbuatan yang dilarang oleh Allah, dan melakukan segala yang diperintahkan-Nya.

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وللهِ الحمدُ

Jamaah Idul Fitri yang berbahagia

Halaman:

Editor: Aziz Abdillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah