Network
BERITA DIY - Saat ini banyak yang cari agama thomas lembong, siapa Tom Lembong, thomas lembong keturunan apa, thomas lembong lahir dimana, pendidikan prestasi, partai apa, Instagram.
Nama Thomas Trikasih Lembong, atau lebih dikenal sebagai Tom Lembong, mencuat ke permukaan dalam debat Cawapres 2024, ketika Gibran Rakabuming Raka, calon wakil presiden nomor urut 2, menyebut namanya.
Gibran mengklaim bahwa lawannya, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), mendapatkan 'contekan' dari Tom Lembong dalam debat yang membahas tentang potensi kawasan bioregional.
Lantas, siapakah Tom Lembong yang memiliki pengaruh cukup signifikan di panggung politik Indonesia?
Profil dan Pendidikan Tom Lembong:
Thomas Lembong lahir pada 4 Maret 1971 dan merupakan alumni dari Universitas Harvard, lulusan tahun 1994 dengan gelar Bachelor of Arts di bidang arsitektur dan tata kelola.
Karir profesionalnya diawali di Divisi Ekuitas Morgan Stanley di New York dan Singapura pada tahun 1995.
Kemudian, ia beralih menjadi bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia pada tahun 1999-2000, setelah sebelumnya bekerja di Deutsche Bank Jakarta periode 1998-1999.
Peran Penting dalam Sektor Keuangan dan Perbankan:
Tom terlibat dalam beberapa proyek besar di sektor keuangan, termasuk rekapitalisasi dan merger empat bank besar Indonesia yang melahirkan Bank Mandiri.
Sebagai Senior Vice President, ia juga memegang tanggung jawab dalam restrukturisasi dan penyelesaian kewajiban Salim Group akibat runtuhnya Bank BCA selama krisis moneter 1998.
Selain itu, ia menjabat di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada periode 2000-2002, yang berperan dalam merekapitalisasi dan merestrukturisasi sektor perbankan pasca-krisis keuangan.
Pengalaman di Dunia Bisnis dan Politik:
Tom Lembong juga dikenal sebagai pendiri, CEO, dan Managing Partner di Quvat Management, sebuah perusahaan dana ekuitas swasta, dan sempat menjabat sebagai presiden komisaris di PT Graha Layar Prima atau Blitz Megaplex.
Langkahnya di dunia politik dimulai ketika ia menjadi penasihat ekonomi dan penulis pidato untuk Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, yang kemudian berlanjut selama masa jabatan Jokowi sebagai Presiden.
Tom mendapat kepercayaan sebagai Menteri Perdagangan pada 2015-2016 dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 2016-2019.
Tom memiliki peran penting di balik beberapa pidato ikonik Jokowi, termasuk pidato "Game of Thrones" dan "Thanos".
Saat ini, ia juga aktif di Dewan Penasihat Internasional Institut Kajian Strategis Internasional (IISS) di London dan Dewan Penasihat Internasional Plastic Omnium, sebuah perusahaan komponen otomotif di Prancis.
Peranan di BEI dan Penghargaan:
Tom sempat ditunjuk oleh Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta saat itu, sebagai Ketua Dewan PT Jaya Ancol, satu-satunya BUMD yang terdaftar di BEI.
Ia juga mendirikan Consilience Policy Institute di Singapura, sebuah lembaga pemikir yang fokus pada kebijakan ekonomi internasionalis dan reformis di Indonesia.
Kepiawaiannya dalam berbagai bidang mengantarkannya meraih sejumlah penghargaan bergengsi, seperti Pemimpin Muda Global oleh Forum Ekonomi Dunia pada 2008, Asia Society Australia-Victoria Distinguished Fellowship pada 2017, dan Gwanghwa Medal dari Korea Selatan pada 2020.***
