Hal tersebut senada dengan firman Allah swt yang tercantum dalam surat Al-Zalzalah ayat 7-8:
وَوَصّٰى بِهَآ اِبْرٰهٖمُ بَنِيْهِ وَيَعْقُوْبُۗ يٰبَنِيَّ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰى لَكُمُ الدِّيْنَ فَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Wa wasshaa bihaa ibraahimu baniihi wa ya'qub. Ya baniyya innallahas thafaa lakumul ladziina falaa tamuutunna illaa wa antum muslimuuna.
Artinya: Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Islam mengajarkan kepada kita, bahwa kita sebagai umat Islam harus memiliki keteguhan dalam menjalankan hidup. Keteguhan tersebut harus menjadi prinsip dasar dari hidup kita, karena tanpa pondasi yang kokoh kita hanya akan terobang-ambing tanpa tujuan yang jelas. Rasulullah saw juga bersabda:
لا تكُونُوا إمَّعةً تقولُونَ: إنْ أحسنَ النَّاسُ أحسنَّا وإنْ ظلمُوا ظلمْنَا، ولكِنْ وطِّنُوا أنفسكم إن أحسنَ النَّاسُ أنْ تُحسِنُوا وإنْ أساءُوا فلا تظلِمُوا
Artinya: Janganlah kalian menjadi imma’ah, yaitu kalian mengatakan: 'Jika manusia berbuat baik, kami pun akan ikut berbuat baik; jika mereka berbuat kezaliman, kami pun juga akan berbuat zalim'. Akan tetapi, teguhlah dalam berpendirian. Jika manusia berbuat baik, kalian juga berbuat baik, jika mereka berbuat buruk, maka jangan kalian ikut larut berlaku zalim.
Hadirin rahimakumullah
Seorang mukmin yang memiliki optimisme dalam hidup, berarti ia termasuk kategori seorang mukmin yang kuat. Sedangkan mukmin yang kuat akan dicintai oleh Allah. Hal ini diterangkan oleh Rasulullah dalam sabdanya:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا . وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ