Studi lebih lanjut dari National Institute of Infectious Diseases (NIID) Tokyo menemukan antibodi virus OZ pada monyet liar, babi hutan, dan rusa di beberapa prefektur Jepang, termasuk Chiba, Tokyo, Gifu, Mie, Wakayama, Yamaguchi, dan Oita.
Perlu diketahui bahwa virus OZ tidak hanya berpotensi menginfeksi hewan. Beberapa manusia juga terdeteksi memiliki antibodi virus OZ.
Baca Juga: Apa Itu Masa Endemi COVID-19 yang Diumumkan Jokowi untuk Indonesia, Ini Pengertiannya
Ini ditemukan melalui sejumlah tes yang dilakukan pada 24 pemburu di Prefektur Yamaguchi, dengan dua orang diantaranya telah memiliki antibodi virus OZ.
Penyakit yang disebabkan oleh virus ini pada manusia masih sedang dalam penelitian, namun diketahui bahwa Thogotovirus telah menyebabkan berbagai kondisi seperti ensefalitis (radang otak), penyakit demam, hingga kematian.
Kasus fatal pertama terkait virus OZ baru-baru ini terjadi di Ibaraki Timur, Tokyo Utara, di Jepang. Korban, seorang wanita berusia 70-an, mengalami gejala demam dan kelelahan selama musim panas 2022 dan dinyatakan menderita pneumonia (radang paru-paru).
Selama dirawat di rumah sakit, dokter menemukan kutu yang semakin membesar di paha kanannya. Wanita tersebut meninggal 26 hari kemudian akibat miokarditis, atau peradangan otot jantung.
Tindakan pencegahan terbaik saat ini adalah dengan menghindari paparan kulit ketika berada di tempat-tempat yang menjadi habitat kutu pembawa virus OZ.