Kalau karunia hidayah ini masuk sampai ke hati manusia, niscaya sudah selesai masalah dunia dan akhiratnya. Apapun kesulitan dunia, berubah menjadi rahmat.
Penderitaan bukan masalah lagi jika menganggapnya sebagai rahmat. Namun, selain syukuran, kita umat Islam juga wajib merenung untuk merefeksikan kembali sebulan Ramadhan yang telah kita lalui.
Bagaimana 30 hari Ramadhan kemarin, apakah kita masih menyia-nyiakan waktu? Apakah kita mendapatkan berkah Lailatul Qadar? Atau, kita tak lebih beda dari hari-hari sebelumnya--sholat ya sholat, engga ya engga?
Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Tema Lebaran Idul Fitri yang Menyentuh Hati: Link Download PDF Lengkap di Sini
Hadirin yang dimuliakan Alloh SWT,
Jika Ramadhan telah mengajarkan kita untuk mengenal Allah, maka Idul Fitri ibarat puncak tujuan bahwa kita betul-betul diharapkan sudah kembali mengenal Allah. Setelah kita mengenal Allah, tugas terbesar saat ini adalah bagaimana cara merawatnya, jangan sampai kita hanya mengenal Allah hanya saat Ramadhan saja, sebagaimana yang disampaikan oleh seorang ulama saleh terdahulu yaitu Bisyr Al-Hafi,
بِئْسَ القَوْمُ لاَ يَعْرِفُوْنَ اللهَ حَقًّا إِلاَّ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ إِنَّ الصَّالِحَ الَّذِي يَتَعَبَّدُ وَ يَجْتَهِدُ السَّنَةَ كُلَّهَا
Artinya: “Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah di bulan Ramadhan saja. Ingat, orang yang saleh yang sejati adalah yang beribadah dengan sungguh-sungguh sepanjang tahun” (Lathaif Al-Ma’arif, h. 390).
Hadirin yang dimuliakan Alloh SWT,