Mari kita ikhlaskan niat selalu hanya karena Allah Ta'ala dan jangan sampai jatuh pada maksiat riya’. Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan hadits qudsi bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: Allah berfirman:
أَنَا أَغْنَىْ الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيْهِ مَعِيْ غَيْرِيْ تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ (رواه مسلم)
Artinya: Aku tidak menerima tujuan lain dalam beramal, barang siapa melakukan satu amal perbuatan dan memiliki tujuan lain selain ridha-Ku, maka Aku akan meninggalkannya dan tidak menerimanya. (HR Muslim)
Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Singkat, Padat dan Jelas Tentang Keutamaan Takwa dan Tawakal
Hadirin yang Berbahagia
Jika kita melakukan suatu amal perbuatan untuk mencari pahala dari Allah dan sekaligus mengharap pujian sesama manusia, maka Allah tidak akan menerima amal tersebut dari kita. Jadi seseorang yang melakukan amal perbuatan yang disertai riya’, maka tidak ada pahalanya sama sekali, bahkan dia berdosa karena riya’nya. Oleh karenanya, marilah kita introspeksi diri.
Kita awasi dan amati hati kita. Jika kita melakukan shalat lima waktu sendirian, kita tidak mengiringinya dengan shalat sunnah rawatib, tapi jika kita shalat berjamaah di masjid, kita mengiringinya dengan shalat sunnah rawatib.
Kita tanyai diri kita, kenapa kita melakukan itu? Jika kita melakukan shalat sendirian, kita selesaikan dengan cepat dan hanya melakukan rukun-rukunnya saja, sedangkan jika berada di tengah-tengah banyak orang kita perpanjang shalat kita, kita berusaha untuk menghadirkan rasa khusyu’ dan kita baguskan shalat kita.
Maka tanyakanlah kepada diri kita, kenapa kita melakukan itu? Apakah kita menginginkan pujian sesama hamba? Apakah kita ingin agar dihormati oleh mereka? Apakah ini lebih kita sukai daripada ridha Allah ta’ala? Padahal seluruh manusia adalah makhluk-makhluk ciptaan Allah sama seperti kita.
Mereka tidak dapat menciptakan manfaat maupun mudharat. Mereka tidak bisa memberikan manfaat kepada kita atau mencelakai kita kecuali atas kehendak Allah. Kenapa kita memilih dicela oleh Allah agar dipuji oleh sesama hamba?