Bacaan Tahlil versi NU Nahdlatul Ulama Singkat Dibaca di Malam Jumat atau Saat Ziarah Kubur, Serta Doa Arwah

- 21 Juli 2022, 16:05 WIB
Ilustrasi Bacaan dan susunan tahlil versi NU (Nahdlatul Ulama) dilengkapi dengan doa arwah singkat dibaca di malam jumat atau saat ziarah kubur.
Ilustrasi Bacaan dan susunan tahlil versi NU (Nahdlatul Ulama) dilengkapi dengan doa arwah singkat dibaca di malam jumat atau saat ziarah kubur. /Unsplash/Faseeh Fawaz
  1. Hadits Keutamaan Tahlil.  

 الَّذِيْ لَا اِلَهَ اِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ، اَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ اَنَّهُ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ، حَيٌّ مَوْجُوْدٌ  

  لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ، حَيٌّ مَعْبُوْدٌ  

لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ، حَىٌّ بَاقٍ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ  

  1. Tahlil 160 kali.

   لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ  

Baca Juga: Bacaan Surat Yasin Lengkap 83 Ayat Arab, Latin, dan Artinya Dibaca Sebelum Tahlil Saat Tahlilan dan Yasinan

  1. Dua Kalimat Syahadat

 لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  

.”   عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ الآمِنِيْنَ  

  1. Doa Tahlil.  

 الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًا يُّوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِىءُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، سُبْحَانَكَ لَا نُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، فَلَكَ الحَمْدُ قَبْلَ الرِّضَى وَلَكَ الحَمْدُ بَعْدَ الرِّضَى وَلَكَ الحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ عَنَّا دَائِمًا أَبَدًا  

Baca Juga: Bacaan Surat Yasin 1-83 Ayat Lengkap Latin, Tulisan Arab dan Arti Indonesia Bisa Dibaca Pelan Sebelum Tahlil

Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang dilontar. Dengan nama Allah yang maha pengasih, lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam sebagai pujian orang yang bersyukur, pujian orang yang memperoleh nikmat sama memuji, pujian yang memadai nikmat-Nya, dan pujian yang memungkinkan tambahannya. Tuhan kami, hanya bagi-Mu segala puji sebagaimana pujian yang layak bagi kemuliaan dan keagungan kekuasaan-Mu. Maha suci Engkau, kami tidak (dapat) menghitung pujian atas diri-Mu sebagaimana Kaupuji diri sendiri. Hanya bagi-Mu pujian sebelum ridha. Hanya bagi-Mu pujian setelah ridha. Hanya bagi-Mu pujian ketika Kau meridhai kami selamanya.”

Halaman:

Editor: Muhammad Suria


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x