حَمْدًا وَشُكْرًا للهِ الَّذِيْ اَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الاِيْمَانِ وَالاِسْلَامِ
اللّهُمَّ صَلِّي وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ
يَا اَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia, Kehidupan manusia sejak zaman purbakala tidak dapat dilepaskan dari kepentingan mencari harta dengan segala motif yang mendasarinya. Untuk mendapatkan harta, manusia bekerja keras siang dan malam, bersedia menempuh segala bahaya, menahan segala derita, dan memikul beban yang berat.
Bagi seorang muslim tentunya mempunyai falsafah hidup bahwa harta bukanlah tujuan hidup. Tujuan hidup manusia adalah beribadah kepada Allah SWT, sedangkan harta dan segala yang diperoleh manusia didunia adalah sarana untuk melakukan pengabdian kepada Allah.
Seorang muslim diperingatkan, dalam mencari dan mengumpulkan harta tidak boleh merugikan orang lain. Allah SWT berfirman:
وَلَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوْا بِهَآ اِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ اَمْوَالِ النَّاسِ بِالْاِثْمِ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ࣖ
Artinya: "Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui." (QS. Al-Baqarah ayat 188)