Pawai Ogoh-Ogoh dimulai pada tahun 1983 sesuai dengan keputusan presiden yang menyatakan bahwa Nyepi masuk dalam kalender libur nasional. Bagi umat Hindu, terutama di Bali, Ogoh-Ogoh memiliki makna sebagai kesenian yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala.
Butha Kala dalam ajaran Hindu
Dalam ajaran Hindu, Butha Kala menggambarkan sosok kekuatan di alam semesta yang tidak terukur waktunya.
Butha Kala dalam ajaran Hindu digambarkan sebagai sosok yang menakutkan dan berwujud Rakshasa.
Ogoh-ogoh dalam tradisi Bali menggambarkan sosok yang menakutkan dan besar sebagai penggambaran Butha kala bisa berwujud bagai makhluk yang hidup di Neraka, Surga, Maupun Mayapada yang berupa naga maupun gajah.
Bahkan ada beberapa umat Hindu menafsirkan bahwa Butha Kala digambarkan sebagai sosok tokoh yang terkenal, baik itu arti tokoh agama, maupun pemimpin dunia.
Pawai Ogoh-Ogoh bagi umat Hindu untuk melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dahsyat.
Baca Juga: 7 Artis Indonesia yang Merayakan Nyepi Tahun Baru Saka 1944 Salah Satunya Ada Oka Antara
Karena pawai Ogoh-Ogoh bukan sarana upacara, maka Ogoh-Ogoh akan diarak setelah upacara pokok selesai. Jadi, pawai Ogoh-Ogoh tidak mutlak ada dalam upacara Hari Raya Nyepi, tetapi Ogoh-Ogoh boleh dibuat sebagai pelengkap kemeriahan upacara.