Network
Namun yang paling tepat adalah “silaturahim“, karena ini disebut dalam banyak hadist, salah satunya adalah:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: “مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ”. [رواه البخاري ومسلم واللفظ للبخاري]
Artinya: “Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang suka dilapangkan rezekinya atau ditambahkan umurnya maka hendaklah ia menyambung kekerabatannya”.” [HR. al-Bukhari dan Muslim]
Dikutip dari "Membumikan Al-Quran" (1999) karya Prof M. Quraish Shihab, Silaturahim adalah kata majemuk yang terambil dari kata bahasa Arab, shilah dan rahim.
Baca Juga: Kumpulan Pantun Ucapan Selamat Hari Raya Lebaran Idul Fitri 2021 Anti Mainstream dan Unik
Kata shilah berakar dari kata washl yang berarti “menyambung” dan “menghimpun”. Sedangkan kata ‘rahim” pada mulanya berarti “kasih sayang”, kemudian berkembang yang berarti “tempat mengandung janin”.
Atau, mengandung tiga arti; rahim wanita, kekerabatan dan kerabat itu sendiri. Kerabat itu adalah mereka yang antara orang itu dengan lainnya ada ikatan nasab atau keturunan, baik ia mewarisinya atau tidak.
Keutamaan silaturahim
Sebagaimana perintah agama Islam lainnya, pasti ada keutamaan kenapa agar silaturahmi ini dikerjakan oleh umat muslim.
