Apa Itu Epilepsi? Berikut Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

- 10 Maret 2021, 13:55 WIB
Ilustrasi: Penderita Epilepsi, ketahui penyebab, gejala dan cara mengobatinya.
Ilustrasi: Penderita Epilepsi, ketahui penyebab, gejala dan cara mengobatinya. /pixabay/ truthseeker08

Sementara itu, beberapa hal yang menyebabkan serangan epilepsi adalah kurang tidur, demam, tekanan, intensitas cahaya yang berlebih, kafein, alkohol, hingga obat-obatan berlebihan dan terlarang.

Namun tidak semua serangan epilepsi terjadi karena hal-hal tersebut. Untuk mengidentifikasi penyebab dari serangan epilepsi tersebut sebaiknya digunakan jurnal kejang.

Jurnal kejang tersebut berisikan hari dan waktu kejang, aktivitas yang sedang dilakukan, apa yang sedang terjadi di sekitar, pemandangan, bau serta suara apa yang tidak biasa, penyebab stres tidak biasa, apa yang dimakan atau kapan terakhir kali makan dan tingkat kelelahan dan kualitas tidur.

Baca Juga: Cara Mudah Menggunakan Zoom di Komputer, Laptop, dan HP

Dalam jurnal tersebut juga dapat dituliskan bagaimana perasaan setelah dan sebelum mengalami kejang. Jurnal kejang ini berguna untuk menentukan obat apa yang cocok untuk dikonsumsi serta perawatan apa yang akan dijalani.

Cara mengobati epilepsi disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala, kesehatan fisik seseorang serta bagaimana respon seseorang terhadap terapi yang diberikan. Berikut beberapa pengobatan yang biasa dilakukan kepada penderita epilepsi.

  1. Obat Anti Epilepsi

Obat anti epilepsi dapat mengurangi jumlah kejang yang dialami. Beberapa diantaranya berhasil menghilangkan kejang jika obat diminum sesuai dengan resep yang diberikan.

  1. Stimulator Saraf Vagus

Stimulator saraf vagus perangkat yang dipasang melalui pembedahan di bawah kulit dada. Simulator ini akan mem berikan stimulasi elektrik pada saraf yang mengalir melalui leher dan dapat membantu mencegah kejang.

Baca Juga: Manfaat Mengkonsumsi Ceker Ayam yang Baik bagi Kesehatan Tubuh, Salah Satunya Meningkatkan Kesehatan Kulit

  1. Operasi Otak

Operasi akan membuat area otak yang menyebabkan kejang dapat diangkat atau diubah. Selain itu terdapat operasi invasif minimal dan radiosurgery yang hingga saat ini sedang diselidiki.

Halaman:

Editor: Adestu Arianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah