BERITA DIY - Wakil Ketua MPR sekaligus Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid merasa usulan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal gaungkan benci produk asing merupakan hal yang aneh.
Ia juga menyindir ucapan Jokowi ini akan kembali direvisi oleh Istana seperti halnya lampiran Perpres yang berisi izin investasi industri minuman keras (miras).
Bahkan politisi PKS itu mencontohkan bahwa vaksin covid-19 yang digunakan oleh Indonesia merupakan produk-produk luar negeri.
Baca Juga: Semakin Menegangkan! Hampir 40 Orang Tewas Akibat Demonstrasi di Myanmar
Baca Juga: Tips dan Trik Swafoto KTP Daftar Kartu Prakerja! Simak agar Dapat Rp3,55 Juta
Produk-produk dalam negeri yang berkualitas menurutnya tidak kunjung dihadirkan sehingga merasa aneh dengan usulan untuk membenci produk luar negeri.
"Presiden @jokowi Gaungkan Cinta Produk Dalam Negri, Benci Produk Asing! Aneh. Mungkin akan ada revisi dari Istana?" tulis Hidayat Nur Wahid di akun twitternya, @hnurwahid 4 maret 2021.
"Untuk vaksin covid-19 saja yg diambil produk2LuarNegri. Produk DalamNegri yg berkwalitas tak kunjung “dihadirkan”. #AkuCintaProduk2Indonesia." pungkasnya.
Baca Juga: Daftar Kartu Prakerja dan Lolos Seleksi? Ini Cara Mencairkan Insentif Rp2,55 Juta
Baca Juga: Mengejutkan! Nino Buat Masalah Baru dan Andin Hilang? Ulah Elsa? Bocoran Ikatan Cinta Episode 189
Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat untuk membenci produk luar negeri dan mencintai produk lokal.
"Produk-produk dalam negeri gaungkan, gaungkan juga benci produk-produk luar negeri. Bukan hanya cinta, tapi benci. Cinta barang kita, benci produk luar negeri," ucap Jokowi dalam Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan Tahun 2021 dikutip Berita DIY dari channel YouTube Sekretariat Presiden.
Tidak hanya itu, Jokowi juga mengusulkan agar pusat-pusat perbelanjaan seperti mal diisi produk-produk UMKM.
Baca Juga: Daftar Kartu Prakerja dan Lolos Seleksi? Ini Cara Mencairkan Insentif Rp2,55 Juta
"Pusat belanja, mal harus terus didorong dari Jakarta ke daerah untuk buatan produk-produk Indonesia khususnya UMKM. Jangan sampai ruang depan, lokasi-lokasi strategis justru diisi oleh brand luar negeri," tambah presiden.
"Branding harus melekat agar lebih mencintai produk Indonesia dibandingkan dengan produk luar negeri. Jumlah 270 juta jiwa seharusnya konsumen loyal untuk produk kita sendiri," kata Jokowi.***