Sebelum pandemi COVID-19, ia berusaha meluangkan waktu seharian untuk berkumpul bersama keluarganya. Pada hari itu, mereka saling mengobrol dan bercengkrama, menciptakan bonding antar-anggota keluarga.
Novi yang juga dosen tamu di Universitas Gadjah Mada tersebut juga aktif dalam melakukan publikasi. Setidaknya terdapat 23 publikasi internasional dan 16 publikasi di jurnal nasional.
Ia juga ikut menulis dua buku mengenai vaksin di Indonesia dan empat buku internasional yang juga membahas mengenai vaksin. Sejumlah penghargaan pernah diterimanya diantaranya meraih beasiswa mulai dari jenjang sarjana hingga doktoral, serta menerima penghargaan donor darah 20 kali dan 50 kali dari Bio Farma.
Baca Juga: Jangan Lewatkan! Ibu Hamil hingga Lansia Bisa Dapat BLT Rp 3 Juta, Ini Syarat dan Cara Daftarnya
Dalam kesempatan itu, Novi berpesan pada masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan meskipun saat ini sudah ada vaksin COVID-19. Hal itu dikarenakan situasi pandemi, sehingga harus menerapkan keduanya.
“Jika masih ragu dengan vaksinasi, jangan bertanya pada sumber yang tidak jelas. Ambillah informasi dari sumber yang terpercaya seperti Kementerian Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Bio Farma. Supaya tidak salah arah dan interpretasi, jadi harus berhati-hati dalam memilih sumber untuk dipelajari,” imbuh Novi seperti dikutip dari Antara.
Program vaksinasi yang digencarkan oleh pemerintah bertujuan untuk membangun kekebalan kelompok (herd immunity), berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk memperbanyak jumlah kelompok dan warga masyarakat yang mendapatkan vaksin. Vaksin Merah Putih adalah salah satu terobosan dari vaksin anak bangsa yang sedang disiapkan untuk memperluas kekebalan kelompok sehingga pandemi COVID-19 dapat segera diatasi.***