Contoh Materi Khutbah Jumat Singkat Terbaru dan Doa Menyentuh Hati, Tema Tentang Adab Menjaga Lisan

13 Januari 2023, 07:10 WIB
Ilustrasi - Contoh materi khutbah Jumat singkat terbaru dan doa menyentuh hati tema tentang adab menjaga lisan bagus. Khutbah NU bagus bikin merinding. /Ahmad Aqtai/ Pexels

BERITA DIY - Berikut informasi contoh materi khutbah Jumat singkat terbaru dan doa menyentuh hati tema tentang adab menjaga lisan bagus.

Teks khutbah berikut ini akan dilengkapi dengan doa bagus bikin merinding menyentuh hati tentang adab menjaga lisan.

Seperti diketahui tentang siapa diri kita hingga bagaimana menjaga lisan tentu penting dalam kehidupan sehari-hari, terlebih bagaimana pandangan Islam tentang hal ini.

Untuk itu dalam materi teks contoh khutbah Jumat ini akan berisi tentang bagaimana adab menjaga lisan yang baik.

Baca Juga: TEKS Khutbah Jumat NU Terbaru Singkat Paling Bagus dan Menyentuh Hati Tentang Kunci Selamat Dunia Akhirat

Beberapa adab menjaga lisan ini akan dikutip dar beberapa nasihat dari Sayyid Abdullah Al-Haddad yang bisa dijadikan renungan bagi umat muslim.

Adapun materi khutbah Jumat singkat terbaru ini dikutip dari NU Jabar yang berjudul, Khutbah: Nasehat Sayyid Abdullah Al-Haddad Tentang Adab Menjaga Lisan.

Berikut materi teks khutbah Jumat bisa sebagai contoh untuk khotib sebagaimana dikutip dari NU Jabar lengkap dengan doa:

Khutbah I

اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ

Baca Juga: TEKS Khutbah Jumat Menyentuh Hati dan Buat Merinding Tema 'Tanda Kiamat Besar atau Qubra'

Jamaah Jumat hafidzakumullah,

Sebuah pepatah bahasa Arab menyatakan bahwa keselamatan seseorang tergantung pada cara bagaimana ia menjaga lisannya.

Pepatah itu berbunyi: سَلَامَةُ اْلإِنْسَانِ فِي حِفْظِ اللِّسَانِ

Artinya: “Keselamatan manusia terletak dalam menjaga lisannya.”

Pepatah itu mengingatkan sedemikian kuat hubungan antara keselamatan seseorang dengan kemampuan menjaga lisannya. Dalam kaitan ini Al-alamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam kitab beliau berjudul Risâlatul Mu‘âwanah wal Mudhâharah wal Muwâzarah (Dari Al-Hawi, 1994, hal. 83-84) menasihatkan tujuh adab menjaga lisan sebagai berikut:

Pertama,

وَاْلخَوْضَ فِيْمَا لَا يَعْنِيْكَ (وَإِيَّاكَ).

“Hendaklah Anda tidak melibatkan diri dalam hal-hal yang tidak ada gunanya bagi anda.”

Bergaul adalah baik dan dianjurkan, tetapi dalam pergaulan harus dihindari hal-hal yang tak ada gunanya dan apa lagi mendatangkan madharat, seperti ghibah atau menggunjing.

Mencampuri urusan orang lain yang jelas-jelas bukan kewenangan kita juga termasuk hal-hal yang semestinya dihindari sebab tidak jarang menimbulkan ketidaksenangan dari pihak yang merasa dilangkahi atau dicampuri urusannya.

Kadang-kadang kita menerima curhat dari seseorang. Kita tentu saja boleh memberikan masukan-masukan agar permasalahan yang dihadapi segera terselesaikan.

Tetapi kita harus sadar sejauh mana kita boleh memberikan masukan agar tidak terlalu jauh masuk ke wilayah orang lain. Hal seperti ini bisa menimbulkan masalah baru jika ada pihak-pihak yang merasa telah diganggu wilayah kewenangannya.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Singkat dan Terbaru dengan Kata Menyentuh Hati: Tema Perilaku Terhadap Orang Tua

Kedua,

وإكثَارَ اْلحَلْفِ بِاللهِ وَلَا تَحْلِفْ بِهِ تَعَالَى إِلَّا صَادِقً عِنْدَ اْلحَاجَةِ ((وَإِيَّاكَ.

”Jangan sering-sering bersumpah demi Allah, dan jangan bersumpah demi nama-Nya kecuali memang benar-benar mendesak.”

Sering menyebut nama Allah tentu saja baik sebab merupakan dzikir. Tetapi jika penyebutnya merupakan sumpah yang bersifat main-main, hal ini tentu saja tidak baik.

Sumpah dengan berucap والله “Demi Allah” dapat dibenarkan jika bersifat sungguh-sungguh. Imam al-Harits al-Muhasibi dalam kitabnya berjudul Risâlah al-Mustarsyidin, halaman 136, mengingatkan kita untuk tidak sering-sering bersumpah sebagaimana kutipan berikut:

وَلَا تُكْثِرِ الْأَيْمَانَ وَإِنْ كُنْتَ صَادِقًا

Artinya, “Dan janganlah sering bersumpah meskipun engkau benar.”

Jadi sekalipun kita jujur dan dalam posisi benar, janganlah kita mengobral sumpah apalagi disertai dengan ucapan والله “Demi Allah”.

Namun dalam keadaan genting atau mendesak, seperti dalam proses hukum di pengadilan, bersumpah “Demi Allah” adalah tepat.

Jamaah Jumat hafidzakumullah,

Ketiga,

وَاحْذَرْ اْلكَذِبَ بِجَمِيْعِ أَنْوَاعِهِ فَإِنَّهُ مَنَاقِضٌ لِلْإِيْمَانِ.

"Hindarilah segala macam kebohongan sebab hal itu berlawanan dengan iman.”

Secara umum berbohong adalah dosa kecuali keadaan memaksa demi kemaslahatan bersama yang lebih luas. Artinya sebagian besar kebohongan adalah haram sehingga sebanyak mungkin harus dihindari.

Sudah banyak terbukti kebohongan sebetulnya tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga kepada orang lain yang mempercayainya. Kekacauan bisa timbul akibat kebohongan berupa fitnah yang tersebar dan dipercayai masyarakat. Tidak jarang terjadi kerusuhan dalam masyarakat bermula dari maraknya kabar bohong atau hoaks.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda bahwa kebohongan merupakan salah satu tanda orang munafik sebagaimana hadits berikut:

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

Artinya,

“Pertanda orang munafik ada tiga: Apabila berbicara bohong, apabila berjanji mengingkari janjinya dan apabila dipercaya berbuat khianat” (HR al-Bukhari).

Jamaah Jumat hafidzakumullah,

Keempat

وَاْلغِيْبَةَ وَالنَّمِيْمَةَ وَاْلإكْثَارَ مِنَ اْلمُزَاحِ

”Jauhkan dirimu dari pergunjingan dan fitnahan serta bercanda secara keterlaluan.”

Menggunjing, memfitnah, dan bercanda yang kelewatan adalah tidak baik. Seorang Muslim hendaklah selalu berusaha menghindari ketiga hal ini karena berpotensi besar menimbulkan ketidaknyamanan dan bahkan permusuhan.

Dalam Islam menggunjing diibaratkan memakan bangkai saudara sendiri yang telah mati. Fitnah, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, adalah lebih kejam daripada pembunuhan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِۚ

Artinya, “Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan” (Al-Baqarah: 91).

Demikian pula bercanda yang keterlaluan atau kelewat batas tidak hanya sia-sia tetapi juga bisa membuat orang lain marah karena merasa tersinggung.

Jamaah Jumat hafidzakumullah,

Kelima,

وَاجْتَنِبْ سَائِرَ اْلكَلَامِ اْلقَبِيْحِ،.

“Hindarilah setiap ucapan keji.”

Berbicara kepada orang lain adalah salah satu cara berkomunikasi dalam rangka silaturahmi. Hal ini tentu saja baik. Tetapi jika dalam pembicaraan itu mengandung ucapan-ucapan keji sudah pasti tidak baik sebab Islam justru menganjurkan supaya kita berbicara yang baik.

Oleh karena itu, ucapan-ucapan keji seperti misuh-misuh dan hujatan-hujatan dengan menggunakan kata-kata kotor harus dihindari sebanyak mungkin demi kerukunan dan perdamaian bersama. Hal ini berlaku untuk semua pihak karena pada dasarnya persoalan kerukunan dan perdamaian menjadi tanggung jawab bersama.

Keenam,

وَأمْسِكْ عَنْ رَدِيءِ اَلكَلَامِ كَمَا تُمْسِكُ عَنْ مَذْمُوْمٍ

"Jagalah lisanmu dari ucapan yang kurang baik apalagi yang tercela.”

Ucapan yang kurang baik dan apalagi yang tercela harus dihindari sebanyak mungkin.

Contoh dari ucapan yang kurang baik adalah penggunaan kata-kata yang menghina atau merendahkan orang lain. Atau ungkapan-ungkapan yang menampakkan kesombongan baik di mata manusia, dan apalagi di hadapan Allah SWT.

Untuk menghindari hal seperti, sebaiknya kita membiasakan diri bertawadhu’ atau berendah hati kapanpun dan dimanapun kita berada. Kebiasaan yang baik seperti itu akan lebih menjamin keselamatan dan nama baik kita baik hadapan manusia maupun di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala. Di akhirat pun kita akan selamat dari ancaman api neraka karena neraka adalah tempat yang sesuai bagi orang-orang sombong.

Ketujuh,

وَتَفَكَّرْ فِيْمَا تَقُوُلُ قَبْلَ أَنْ تَقُوُلَ فَإِنْ كَانَ خَيْرًا فَقُلْ وَإِلَّا فَاصْمُتْ.

“Pikirkan baik-baik apa yang akan Anda ucapkan sebelumnya. Jika itu baik menurut Anda, katakanlah. Jika tidak, diamlah.”

Sebuah pepatah berbunyi, “ Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna.”

Pepatah ini sejalan dengan apa yang dinasihatkan oleh Al-alamah Sayyid Abdullah al-Haddad di atas. Jadi pada prinsipnya kita tidak boleh grusa-grusu dalam berucap atau menucapkan sesuatu tanpa mempertimbagkan tentang manfaat dan madharatnya.

Harus pula kita pertimbangkan sebelumnya tentang dampak atau risiko terhadap diri sendiri atau orang lain dari apa yang akan kita katakan.

Sekiranya tidak ada manfaat dan bahkan membawa mudharat baik bagi diri sendiri maupun orang lain, maka sebaiknya kita urungkan niat kita untuk mengatakan sesuatu tersebut. Sikap memilih diam demi menjaga semua pihak seperti ini sangat berharga karena diam adalah emas sebagaimana kata pepatah.

Jamaah Jumat hafidzakumullah,

Demikianlah ketujuh adab menjaga lisan sebagaimana nasihat Allah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad yang patut kita perhatikan baik-baik. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mendapat rahmat dan pertolongan dari Allah subhanahu wata’ala sehingga dapat melaksanakan ketujuh adab tersebut dengan sebaik-baiknya. Dengan cara ini insya Allah lisan kita akan terjaga dari hal-hal yang dapat mengancam keselamatan kita baik di dunia maupun di akhirat. Amin ya rabbal alamin.

جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ: أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Jumat tentang KDRT dengan Dalil Al-Quran dan Hadits, Singkat dan Padat

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Demikian informasi contoh materi khutbah Jumat singkat terbaru dan doa menyentuh hati tema tentang adab menjaga lisan bagus.***

Editor: Aziz Abdillah

Tags

Terkini

Terpopuler