BERITA DIY - Kertahui penjelasan, jenis, dan contoh dari Purwakanthi yang dikenal dalam Bahasa Jawa lengkap seperti seperti Guru Basa atau Lumaksita, Guru Swara, dan Guru Sastra.
Dalam kebudayaan atau Bahasa Jawa terdapat salah satu budaya yang telah banyak dikenal dan digunakan yaitu Purwakanthi yang kemudian banyak diajarkan di berbagai sarana seperti sekolah.
Tak hanya diajarkan di sarana pendidikan formal seperti sekolah, budaya Purwakanthi yang merupakan salah satu budaya Jawa tersebut juga telah dikenal hidup dalam kalangan masyarakat secara turun temurun.
Penjelasan Purwakanthi
Terkait dengan penjelasan atau arti yang dimiliki oleh Purwakanthi maka dapat ditelaah dalam bahasa maupun dengan makna. Secara bahasa, kata Purwakanthi sendiri merupakan dari Bahasa Jawa.
Jika diartikan dalam Bahasa Jawa kata Purwakanthi terdiri dari 2 kata yaitu 'Purwa' yang memiliki arti awalan atau awal dan juga kanthi yang jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia memiliki arti menggunakan atau memakai.
Sehingga arti atau penjelasan mengenai Purwakanthi dapat diketahui bahwa merupakan seni dalam sastra yang menggunakan pengulangan bunyi akhir kata ataupun pengulangan pada sajak di dalamya.
Baca Juga: Lirik Lagu Born To Love You – Kang Seung Yoon WINNER Lengkap dengan Terjemahan Indonesia
Jenis-Jenis dan Contoh Purwakanthi
Seperti yang telah diketahui di awal berdasarkan pada laman resmi yaitu senibudayaku.com, maka Purwakanthi berdasarkan jenis yang dimilikinya terbagi atas Guru Basa atau Lumaksita, Guru Swara, dan Guru Sastra.
Berikut merupakan penjelasan mengenai jenis-jenis Purwakanthi:
1. Guru Basa atau Lumaksita
Guru Basa atau Lumaksita sendiri merupakan Purwakanthi yang menggunakan kata terakhir dalam suatu kalimat yang mengalami pengulangan atau digunakan kembali dalam lanjutan kalimat berikutnya. Sehingga terjadi 2 kali pengulangan di dalamnya.
Berikut merupakan contoh dari Guru Basa atau Lumaksita:
-Mapan turu, turu neng nduwur dipan, dipane werno biru
-Tuku kembang, kembange kembang mawar, mawar wernane abang
-Suwe ora jamu, jamu godhong telo
-Lungguh nduwur dingklik, dingklik e oglak-aglik
-Witing tresna, tresna jalaran saka kulina
2. Guru Swara
Sedangkan Guru Swara dalam Purwakanthi sendiri adalah kalimat dimana huruf vokal yang terdapat di akhir kalimat harus memiliki kesamaan seperti yang diucapkan yaitu a,i,u,e,o
Inilah contoh Guru Swara dalam penggunaan kalimat:
-Ana rega, ana rupa
-Crah agawe bubrah
-Uwong kang jujur, babakalane makmur
-Bondho cupet, ati karep
-Ora obah, ora mamah
3. Guru Sastra
Merujuk pada arti kata sastra yang dimiliki dalam Bahasa Jawa, dalam Guru Sastra yang menjadi salah satu jenis dalam Purwakanthi sendiri memiliki arti penjelasan kesamaan huruf awal kata, huruf tersebut akan diulangi di kata berikutnya dan dimasukkan di beberapa bagian di akhir.
Simak contoh-contoh dalam Guru Sastra:
-Asah, Asih, Asuh
-Adigang, Adigung, Adiguna
-Bibit, Bebet, Bobot
-Tata, Titig, Tutug, Teteg
-Sluman, Slumun, Slamet.
Baca Juga: Lirik Lagu Black Swan BTS dan Artinya Bahasa Indonesia, Tentang Sisi Gelap yang Dihadapi BTS
Sampai saat ini beberapa kata-kata tersebut atau yang dikenal sebagai contoh dalam Purwakanthi masih dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dan terus dilestarikan.
Selain itu, beberapa kata juga digunakan dalam acara-acara kebudayaan seperti adanya melantunkan tembang macapat yang masih dapat ditemui.
Demikianlah informasi lengkap mengenai penjelasan, jenis-jenis, dan contoh dari Purwakanthi mulai dari Guru Basa Lumaksita, Guru Swara, dan Guru Sastra.***