Ada Fenomena Aphelion, 6 Juli 2021: Apa Dampak Pada Bumi Khususnya Wilayah Indonesia?

5 Juli 2021, 11:10 WIB
Fenomena alam aphelion hadir pada 6 Juli 2021. Saat posisi Bumi berada di titik terjauh dengan Matahari. Apa dampak bagi Bumi? /Tangkap Layar: Instagram.com/@scientificsoul

BERITA DIY - Fenomena alam aphelion akan hadir di tata surya kita pada 6 Juli 2021. Saat posisi Bumi berada di titik terjauh dengan Matahari.

Lantas, apa dampak fenomena aphelion bagi Bumi? Khususnya bagi wilayah Indonesia?

Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan bahwa kejadian alam seperti aphelion terjadi setiap tahunnya karena orbit Bumi.

Baca Juga: Apa itu Fenomena Aphelion, 6 Juli 2021: Ketika Bumi di Titik Terjauh dari Matahari

Diketahui, orbit Bumi tidak sepenuhnya lingkaran sempurna, melainkan berbentuk elips dengan kelonjongan sekitar 1/60.

"Sehingga, setiap tahunnya Bumi berada pada jarak terdekat dengan Matahari (perihelion) yang terjadi setiap Januari

Dan berada pada jarak terjauh dari Matahari (aphelion) yang terjadi setiap bulan Juli," ujar Andi Pangerang, peneliti LAPAN seperti disadur dari laman LAPAN, Senin 5 Juli 2021.

Baca Juga: Siap-siap! 4 Jenis Hujan Meteor akan Jatuh ke Bumi di Bulan Juni, Ini Tempat dan Waktu Untuk Melihatnya

Kata Andi, aphelion tahun ini akan terjadi pada 6 Juli 2021 pukul 05.27 WIB atau 06.27 WITA atau 07.27 WIT. Di mana Bumi dan Matahari akan berjarak sejauh 152.100.527 kilometer.

Dampak terhadap Bumi

Andi mengungkapkan bahwa adanya fenomena aphelion tidak punya dampak secara signifikan kepada Bumi.

Hanya saja, suhu dingin ketika pagi hari yang terjadi belakangan ini dan nanti sampai dengan Agustus merupakan hal lumrah terjadi pada musim kemarau.

Baca Juga: Meteor Jatuh di Puncak Gunung Merapi? ini Penjelasan BPPTKG dan Makna Warna Meteor

Itu dikarenakan tutupan awan yang sedikit, sehingga tidak ada panas dari permukaan Bumi yang diserap cahaya Matahari dan dilepaskan pada malam hari yang dipantulkan ke permukaan Bumi oleh awan.

Terlebih, posisi Matahari saat ini berada di belahan utara, maka tekanan udara di belahan utara lebih rendah dibanding belahan selatan yang mengalami musim dingin.

Oleh karena itu, angin bertiup dari arah selatan ke utara dan saat ini angin yang bertiup dari arah Australia yang memang mengalami musim dingin.

Baca Juga: Cara Aman Melihat Gerhana Matahari Petang Ini, Beserta Jadwal dan Link Streaming

Dampak yang ditimbulkan adalah efek penurunan suhu, khususnya di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang terletak di selatan khatulistiwa yang saat ini sedang terjadi.

Lebih lanjut, fenomena aphelion juga tak mempengaruhi panas yang diterima Bumi.

Sebab, panas dari Matahari tersalurkan ke seluruh Bumi dengan distribusi yang paling signifikan mempengaruhi disebabkan oleh pola angin.

Baca Juga: Apa itu Fenomena Aphelion, 6 Juli 2021: Ketika Bumi di Titik Terjauh dari Matahari

"Mengingat ini angin bertiup dari arah selatan yang musim dingin, maka kita akan merasakan suhu yang lebih dingin," ucap Andi lagi.

Dan, yang akan jelas terlihat ialah tampak diameter Matahari akan terlihat lebih kecil dari biasanya. Atau, berkurang 1,68 persen dari biasanya.

Diperkirakan LAPAN, 4.410 tahun lagi (pada tahun 6430), perihelion akan bertepatan dengan ekuinoks Maret, sedangkan aphelion akan bertepatan dengan ekuinoks September.***

Editor: Arfrian Rahmanta

Tags

Terkini

Terpopuler