BERITA DIY - Hari ini tagar #PecatYaqut sedang ramai diperbincangkan, bahkan sampai trending di Twitter. Ini alasan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Trending.
Menteri Agama Republik Indonesia trending dengan tagar #PecatYaqut karena pernyataannya yang kontroversial.
Hal ini berawal dari pernyataan Yaqut saat membuka Webinar Internasional Santri Membangun Negeri yang digelar Rabithah Ma'ahid Islamiyah dan PBNU dalam rangka memperingati Hari Santri, yang disiarkan secara langsung di Kanal YouTube TVNU Televisi Nadhlatul Ulama pada 20 Oktober 2021.
Baca Juga: Link Video 13 Detik Diduga Lele PUBG Viral di TikTok, Lela dan Firji Beri Klarifikasi Mengejutkan
Awalnya Yaqut mengungkap versi lain tentang asal-usul pembentukan Kementerian Agama pada awal kemerdekaan Republik Indonesia.
Menurutnya ada perdebatan tentang asal-usul pembentukan Kementerian Agama. Yaqut membatah pendapat tentang Kemenag dibentuk untuk kepentingan Umat Islam.
Yaqut membantah pendapat tersebut dan berpendapat bahwa Kementerian Agama ini justru hadiah negara untuk jamiyah Nahdlatul Ulama atau NU dan bukan untuk umat Islam secara umum.
Baca Juga: Mengenal Kota Binjai, Daerah yang Viral dalam Video 'Salam dari Binjai' di TikTok dan Twitter
“Saya bantah, bukan itu, kementerian agama itu hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU,” katanya.
Selanjutnya Yaqut mengatakan kalau lahirnya Kementerian Agama berkat keterlibatan NU dalam mengapus tujuh kata di Piagam Jakarta.
“Kementerian Agama itu muncul karena pencoretan tujuh kata dalam piagam Jakarta. Yang mengusulkan itu menjadi juru damai dari Nadhlatul Ulama kemudian lahir kementerian agama,” kata Yaqut.
Baca Juga: Salam dari Binjai Artinya Apa? Ini Arti Ucapan dan Alasan Mengapa Jadi Viral di TikTok dan Twitter
Alasan kenapa Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas trending dengan tagar #PecatYaqut trending di Twitter karena banyak yang tidak setuju dengan pernyataan Yaqut.
Bahkan video potongan tentang ucapan yang dikatakan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sudah beredar di Twitter.***