BERITA DIY - Tak hanya netizen, Dewi Tanjung, Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) turut mengamati sikap mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Pudjiastuti yang oleh banyak pihak kerap dianggap kritis terhadap kebijakan pemerintah.
Tak hanya itu, yang terbaru ialah sikap Susi yang mengajak media sosial untuk unfollow pada akun Permadi Arya alias Abu Janda.
Dewi Tanjung mengatakan, awalnya ia tak menyangka Susi bakal bersikap seperti itu sebagaimana mantan menteri lainnya yang menurut Nyai, panggilan akrab Dewi Tanjung, justru menjadi opoisi ketika sudah tidak menjadi bagian dari Jokowi lagi.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 4 Februari 2021: Sagitarius Buat Prioritas, Asmara Capricorn Sedang Mesra
"Nyai pikir Bu Susi enggak seperti para menteri yang telah dipecat. Ternyata sama saja ya," kata akun Twitter @DTanjung15.
"Begitu enggak dapat jabatan langsung membelot ke tetangga sebelah dan mulai menyerang kebijakan pemerintah," kata Dewi lagi.
Para mantan menteritermasuk Susi Pudjiastuti, kata Dewi Tanjung, telah terbutakan hatinya karena tak mendapatkan jata jabatan.
"Ternyata jabatan telah membutakan mata hati mereka yang harusnya membela rakyat dan negara," begitu katanya.
Semua berawal dari sikap Susi Pudjiastuti yang menyoroti kondisi di media sosial. Ia mengkhawatirkan adanya oknum yang berupaya memecah persatuan bangsa.
Penceramah provokatif dan orang yang berseberangan atau dianggap buzzer tampak ia singgung pula. Manurut dugaan, kedua sosok tersebut ialah Ustad Tengku Zulkarnain dan Permadi Arya alias Abu Janda.
"Beberapa waktu ini di tengah pandemi kita banyak mendengar ceramah keagamaan yang provokatif yang mengganggu kenyamanan, kita juga sering mendengar vlog yang juga countering sebaliknya. Saling hujat, mem-bully perbedaan dll. Saya pikir sudah saatnya kita bicara untuk ayo menghentikan," cuitnya di akun Twitter @susipudjiastuti.
Menurut mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu, perbedaan seharusnya membuat bangsa merasa kaya. Ia juga mengingatkan kepada siapapun untuk berhenti memainkan isu SARA.
"Kita hentikan hujatan dan bully akan perbedaan. Kita stop hentikan juga mengikuti provokasi yang merusak kedamaian & kebersamaan kita. Kita harus bangga dengan segala perbedaan yang ada yang menjadikan Indonesia kaya akan budaya. Stop memilah dan memisah karena suku dan agama," lanjutnya.
Mengenai persoalan apakah kini ia menjadi kadrun atau masih cebong, Susi mengaku bingung. Saat menjabat sebagai menteri di kabinet Jokowi periode pertama, ia dicap sebagai cebong. Namun, setelah sudah tidak menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi lagi dan kerap mengkritik pemerintah, Susi dicap sebagai kadrun.***