Pada tahun 1914 NPO berdiri sendiri dengan nama Perstuan Pandu – Pandu Hindia Belanda, namun kebanyakan adalah pandu – pandu keturunan Belanda.
Baca Juga: 25 Link Twibbon Hari Pramuka 2022 Ke-61: Penuh Semangat dan Cocok untuk Dibagikan di Media Sosial
Baru pada 1916 terdapat organisasi yang berisi pandu – pandu dari bumiputera dan dipimpin oleh Mangkunegara VII atau yang kala itu merupakan pemimpin Keraton Solo.
Organisasi kepanduan di Indonesia sebelum adanya Pramuka memiliki kepanduan dengan basis agama, suku, dan lain sebagainya.
Pada awal 1934, Lord Baden Powell bahkan tertarik dengan kepanduan yang ada di Hindia – Belanda dan datang bersama sang istri mengunjungi Batavia, Semarang, hingga Surabaya.
Kemudian pada 27 – 29 Desember 1945, saat Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia di Surakarta memutuskan bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia.
Meskipun pada 1948 saat Belanda mengadakan agresi militer Pandu Rakyat Indonesia terpecah dan terbentuk nama kepanduan yang lain hingga 100 organisasi.
Melihat perpecahan tersebut, Presiden Soekarno kemudian meleburkan nama seluruh organisasi kepanduan dengan nama Pramuka.
Presiden Soekarno menunjuk Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prijono, Azis Saleh, Achmadi, dan Muljadi Djojo Martono sebagai panitia Pramuka kala itu.