Dengan manah, budhi dan citta yang tajam, umat Hindu berharap dapat memerangi kebodohan, kegelapan, dan kesengsaraan yang bisa merusak kehidupan manusia.
Adapun bentuk dari upacara ini ialah dengan dilakukannya penyucian atas benda-benda yang berguna dalam kehidupan sehari-hari yang terbuat dari besi.
Misalnya seperti pisau, senjata tajam, keris, bahkan hingga kendaraan bermotor seperti sepeda motor atau mobil. Maka itu, biasanya Tumpek Landep dilakukan di kantor-kantor atau di rumah pribadi.
Seorang pemangku akan menjadi pemimpin dalam pelaksanaan penyucian terhadap barang milik pribadi yang berbahan logam besi.
Namun, masih mengutip website yang sama, upacara Tumpek Landep dikatakan mengalami pergeseran makna dari makna semula.
Baca Juga: Sejarah Hari Raya Nyepi 2022, Tata Cara Upacara dan Makna Tahun Baru Saka untuk Umat Hindu
Dalam artikelnya, Pemkab Buleleng menilai masyarakat Hindu kebanyakan malah menjadikan upacara Tumpek Landep sebagai momentum untuk memamerkan mobil dan motor yang dimiliki.
Padahal, jika dilihat dari arti secara bahasa, makna Tumpek Landep lebih cenderung mendekati perkakas pribadi yang sifatnya tajam. Dari penyucian itulah, filosofi untuk menajamkan pikiran bisa diresapi.
Adapun kegiatan lengkap yang biasa dilakukan dalam upacara Tumpek Landep ialah dengan menyajikan tumpeng putih berisi ayam, ikan asin, terasi merah, sedah, dan buah-buahan ke Merajan.