Penjelasan Lengkap Penyebab Happy Hypoxia, Gejala Baru Pada Pasien Covid-19

- 8 September 2020, 11:29 WIB
Ilustrasi virus corona.
Ilustrasi virus corona. /PIXABAY/mattthewafflecat

BERITA DIY - Dokter menyebutkan bahwa gejala happy hipoxia pada COVID-19 hanya terjadi pada orang dengan gejala dan tidak terjadi pada orang yang tidak memiliki gejala sama sekali.

Dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia dr Erlina Burhan Sp.P dalam webinar tentang kampanye pakai masker di Jakarta, Jumat, menjelaskan bahwa gejala happy hypoxia harus segera mendapat pertolongan agar pasien bisa diselamatkan.

Happy hypoxia merupakan keadaan di mana pasien COVID-19 mengalami kekurangan oksigen di dalam darahnya, namun sang pasien tidak merasakan sesak. Hal tersebut berbahaya bagi tubuh karena seseorang merasa baik-baik saja padahal sejatinya sedang kekurangan oksigen.

Baca Juga: Direvisi karena Corona, Ini Daftar Lengkap Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2020

Namun, Erlina menegaskan bahwa happy hypoxia hanya terjadi pada orang yang terinfeksi COVID-19 dan memiliki gejala lain.

"Happy hypoxia tidak bisa terjadi pada orang yang tanpa gejala. Gejala lainnya ada, seperti demam, flu, yang tidak ada gejalanya cuma sesak," kata Erlina seperti dilansir dari Antara, Selasa, 8 September 2020.

Oleh karena itu orang yang terinfeksi COVID-19 dan memiliki gejala lain seperti demam atau flu sebaiknya segera hubungan layanan kesehatan terdekat. Terlebih lagi apabila gejala yang dialami semakin berat sehingga harus segera dirujuk ke rumah sakit dan mendapatkan pertolongan.

Baca Juga: BLT Bansos Rp 500 ribu per KK Akan Cair, Segera Cek Nama Anda di Sini

Happy hypoxia yang menyebabkan pasien yang terinfeksi COVID-19 tidak merasakan sesak dikarenakan banyaknya infeksi yang terjadi pada tubuh akibat virus SARS CoV 2. Infeksi yang terjadi pada tubuh menghambat sinyal yang dikirimkan ke otak akibat terjadinya inflamasi.

Pada kondisi normal seseorang biasanya memiliki saturasi oksigen antara 95 sampai 100 persen. Dalam keadaan saturasi oksigen normal maka sel darah merah atau hemoglobin dapat mengikat oksigen dengan baik lalu akan menyampaikannya ke seluruh sel pada jaringan tubuh. Namun, saat mengalami hypoxia maka saturasi oksigen mengalami penurunan di bawah level normal.

Penyakit yang terjadi akibat infeksi COVID-19 ini belakangan terjadi di RSUD Margono Soekarjo Kabupaten Banyumas Jawa Tengah.

Baca Juga: Data Calon Penerima BLT Subsidi Gaji Tahap III Disetor Pekan Ini, Cek Nama Kamu Melalui Link Ini

Happy hypoxia diduga muncul akibat penjendalan di salurah pembuluh darah. Penjendalan tersebut disebabkan oleh peradangan atau inflamasi pada pembuluh darah.

Tak hanya membekukan paru-paru, gejala ini juga bisa melumpuhkan organ tubuh lain seperti ginjal dan otak. Bila dibiarkan, gejala ini bisa semakin parah hingga menimbulkan kematian pada pasien.

Untuk itu, pasien positif virus corona yang melakukan isolasi di rumah diimbau untuk tetap memperhatikan saturasi oksigen. Jika gejala bertambah berat, pasien diharapkan untuk mendatangi rumah sakit dan melakukan pemeriksaan agar kondisi kesehatan tak semakin menurun.***

Editor: Resti Fitriyani

Sumber: Antara Berita DIY


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x