Langkah Formula E Jakarta Wujudkan Komitmen Indonesia Menuju Transisi Energi yang Ramah Lingkungan

- 20 Mei 2022, 20:34 WIB
Jakarta E-Prix atau Formula E sebagai cerminan langkah Indonesia menuju transisi energi yang ramah lingkungan.
Jakarta E-Prix atau Formula E sebagai cerminan langkah Indonesia menuju transisi energi yang ramah lingkungan. /Unsplah/Bill Stephan

BERITA DIY - Polusi udara merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi kota-kota besar di dunia. Ini juga merupakan salah satu penyebab perubahan iklim dan pemanasan global.

Pada tahun 2021, Indonesia menempati ranking 17 sebagai negara dengan indeks kualitas udara terburuk di dunia berdasarkan konsentrasi polutan versi laporan tahunan IQAir.

Konsentrasi polutan PM 2,5 di tanah air mencapai 34,3 µg/m³. Konsentrasi PM2,5 di udara Indonesia ini lebih tinggi 6,8 kali dari nilai panduan WHO, 5 µg/m³.

Emisi karbon juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan seperti gangguan saluran pernafasan, penyakit jantung, kanker berbagai organ tubuh, gangguan reproduksi, hingga hipertensi (tekanan darah tinggi).

Isu ini menjadi pembahasan penting di berbagai negara dan akan diangkat Indonesia dalam Presidensi G20 pada Oktober 2022 mendatang.

Indonesia sendiri menargetkan net zero emissions pada tahun 2050 dan penurunan emisi karbon pada tahun 2030 mencapai di 29%. Sementara Jakarta menargetkan emisi karbon turun hingga 30-50 persen pada 2030.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencapai target itu. Salah satunya adalah membentuk sistem transportasi bebas emisi, berkelanjutan, dan terintregasi.

Formula E

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana untuk menyelenggarakan Jakarta E-Prix, sebuah kompetisi balap mobil listrik Formula E tahunan, pada 4 Juni 2022 mendatang.

"Hadirnya Formula E di Jakarta sejalan dengan upaya Presiden Jokowi dalam mengurangi ketergantungan Indonesia pada energi konvensional dan beralih pada energi ramah lingkungan," ujar Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada 16 Oktober 2021.

Formula E bukan hanya sekedar event internasional yang mengharumkan nama bangsa layaknya SEA Games, Asian Games, dan MotoGP.

Ada upaya mengampanyekan transisi dari mobil pribadi ke transportasi umum, mempromosikan penggunaan mobil listrik, serta penerapan energi bersih untuk mencapai target emisi nol persen pada tahun 2050.

Anies bahkan sudah menandatangani kontrak lima tahun berturut-turut dengan ABB FIA Formula E World Championship untuk penyelenggaraan Jakarta E-Prix di ibu kota.

Ini termasuk salah satu langkah konkret dari 7 Inisiatif Udara Bersih Jakarta sekaligus mendorong masyarakat menggunakan kendaraan bebas emisi dan ramah lingkungan.

Anies mengklaim, menurut preliminary study, event ini akan menggerakkan perekonomian hingga lebih dari 78 juta Euro, atau sekitar lebih dari Rp1,2 triliun. 

Jakarta akan menjadi sorotan dunia. Liputan media asing menggaungkan nama ibu kota Indonesia ke masyarakat dunia dengan total nilai setara dengan 15 juta Euro atau sekitar lebih dari Rp232 miliar.

Ini juga akan meningkatkan kesejahteraan dan lapangan kerja dan usaha bagi warga Jakarta, khususnya pada okupansi hotel, restoran, termasuk usaha mikro di ibu kota.

"Pada dunia kita kirimkan pesan: Jakarta bukan cuma pemain domestik, Jakarta siap menyongsong, siap sejajar dan makin bersinar di antara megapolitan dunia, dan insya Allah akan makin kokoh hadir di orbit global." tambah Anies.

Tantangan

Proses penyelenggaraan balap mobil listrik pertama di Indonesia tidak lepas dari berbagai tantangan dan masalah yang datang silih berganti.

Jakarta E-Prix 2022 sempat terhambat masalah penentuan lokasi Sirkuit Formula E, anggaran yang tidak sedikit, hingga dorongan publik terhadap Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan transparansi dan keterbukaan publik atas segala bentuk program yang akan dilakukan.

Oleh karena itu, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Widi Amanasto, Kepala Inspektorat DKI Jakarta Syaefulloh Hidayat, dan Anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta, Bambang Widjojanto menggandeng KPK dan BPK untuk mengawal pelaksanaan event ini.

Lebih lanjut, tujuan besar Formula E sebagai cerminan keseriusan Indonesia beralih menuju energi bersih juga tidak mudah.

Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara Badan Keahlian Dewan DPR RI menyebut ada empat tantangan yang harus diterjang untuk meningkatkan kontribusi EBT dalam bauran energi nasional.

Keempat tantangan tersebut adalah masalah kebijakan dan regulasi, masalah data, masalah insentif dan pendanaa, serta masalah penilitian dan pengembangan.

Dukungan untuk Formula E

Dukungan terhadap penyelenggaraan Formula E dan visi besar mewujudkan energi bersih di tanah air datang dari berbagai pihak, salah satunya Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi terjun langsung meninjau sirkuit yang akhirnya dibangun di Kawasan Priok, Jakarta Utara, berdekatan dengan ikon baru, Jakarta International Stadium pada 25 April 2022.

Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) seusai mengelilingi Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) di Ancol, Jakarta Utara, Senin (25/4/2022). Presiden Joko Widodo meninjau secara langsung progres pembangunan serta persiapan di sirkuit tersebut. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) seusai mengelilingi Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) di Ancol, Jakarta Utara, Senin (25/4/2022). Presiden Joko Widodo meninjau secara langsung progres pembangunan serta persiapan di sirkuit tersebut. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU ANTARA FOTO

Perhelatan Formula E bisa menjadi salah satu bentuk langkah konkrit pemerintah Indonesia yang bisa dipamerkan dalam Presidensi G20 selain peluncuran Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging pertama di Indonesiadi Nusa Dua, Bali, pada 25 Maret 2022.

Tidak hanya itu, Jokowi bahkan menunjukkan komitmennya menciptakan energi bersih ini melalui peluncuran mobil listrik pertama buatan Indonesia, Hyundai IONIQ 5.

Kepala Negara menegaskan bahwa Indonesia memiliki cadangan sumber daya mineral seperti nikel dan kobalt yang melimpah untuk membuat baterai litium, bauksit untuk kerangka mobil, dan tembaga untuk baterai dan sistem kabel di mobil listrik.

Tidak tanggung-tanggung, Jokowi bahkan menyempatkan diri pergi ke pabrik produksi roket Space-X milik Elon Musk di Boca Chica, Amerika Serikat untuk menawarkan investasi.

"Harapan saya, pada tahun 2024, mobil-mobil listrik yang diproduksi di Indonesia sudah menggunakan baterai listrik dan juga komponen-komponen penting lainnya yang diproduksi di Indonesia." kata Jokowi.

Masa Depan Energi Bersih di Indonesia

Peneliti Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada, Ahmad Rahma Wardhana mendukung pelaksanaan Formula E sebagai salah satu kampanye megah pencapaian net zero emission, apalagi dampak perubahan iklim sudah tidak bisa diindahkan.

Sayangnya, pencapaian emisi nol persen 2050 ini belum dibarengi dengan perencanaan pembangunan energi baru dan terbarukan (EBT) oleh semua pihak.

"Tujuannya kan untuk mengurangi emisi. Tapi nanti kalau mobil listrik itu di-charge di rumah-rumah, jangan lupa itu kan masih pakai listrik dari batu bara" ujar peneliti Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada, Ahmad Rahma Wardhana kepada Berita DIY, 20 Mei 2022.

"Jadi hanya memindahkan polusi dari jalanan ke pembangkit listrik tenaga batu bara yang kita tahu uapnya juga polusi," tambahnya.

Ahmad Rahma Wardhana menambahkan, transisi dari pembangkit listrik tenaga batu bara ke energi baru dan terbarukan (EBT) membutuhkan waktu lama dan biaya yang tidak sedikit.

"Transisinya bisa beralih ke gas dulu, karena gas kita cadangannya masih banyak. Cuma ini jadi perkara lagi. Apalagi beberapa waktu lalu pasokan gas juga tidak stabil kan," ujar penerima LPDP yang juga sedang menempuh S3 Ilmu Politik di UGM itu.

Oleh karena itu, Ahmad menjelaskan, momentum besar pelaksaan Formula E ini juga harus dibarengi dengan upaya perubahan perilaku masyarakat untuk mewujudkan energi bersih di Indonesia.

"Pertama, yang beli tiket harus beli mobil listrik. Penonton Formula E ini kan rata-rata masyarakat menengah ke atas. Jadi komitmennya harus dibuktikan." kelakarnya.

 "Kedua, Jakarta sebagai kota paling maju di Indonesia harus jadi trendsetter penggunaan mobil listrik setelah Formula E 2022," pungkasnya.***

Editor: Iman Fakhrudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah