Hati-hati dan Waspada, Terkait Fenomena Gunung Salak Terbelah Simak Penjelasan BNPB

28 September 2020, 09:59 WIB
Isu Fenomena Gunung Salak Terbelah Akhirnya Terungkap, BNPB Sebut Masyarakat Harus Tetap Waspada /Kolase Foto: BNPB/.*/Kolase Foto: BNPB

BERITA DIY - Akhir-akhir ini ramai dijagad media sosial terkait video dan foto terbelahnya Gunung Salak di perbatasan Bogor dan Cianjur, Jawa Barat.

Mengenai hal itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwasannya fenomena tersebut diakibatkan oleh tanah longsor.

Penyebab tanah longsor ini dikarenakan hujan dengan intensitas yang lebat disertai angin kencang pada Senin, 21 September 2020 lalu.

Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya Dengan Judul:Terungkap Fenomena Gunung Salak Terbelah, BNPB Minta Masyarakat Untuk Waspada Akan Hal ini

Menurut laporan Resort PTNW Gunung Salak 1 pada Kamis 24 September 2020, curah hujan yang lebat mengakibatkan debit air Sungai Cikedung meluap dan membuat longsor di bibir sungai.

"Luapan Sungai Cikedung juga dipicu oleh rusaknya jalur sungai seperti pendalaman dan pelebaran jalur sungai, serta kerusakan lain di bagian hilir" kata Kepala BNPB Doni Monardo, seperti dilansir dari Zonajakarta.com via RRI.

Hasil survei hulu Sungai Cikedung dan Cisereh di puncak Gunung Salak-3 menyebutkan terdapat longsoran di sepanjang bibir hulu sungai akibat hujan deras pada Senin lalu.

Baca Juga: Soal Prediksi ITB Perihal Tsunami 20 Meter di Pulau Jawa, Segera Perhatikan Mitigasi Bencana

Di samping itu, pada pemantauan saat itu Tim Resort Salak-1 dan PSSEJ tidak menemukan adanya bekas penebangan liar.

Bencana longsor akibat fenomena alam, kayu yang dibawa air sungai merupakan longsoran sepanjang aliran sungai.

Pada saat kejadian tinggi air sungai dihulu atau puncak Salak 3 cukup tinggi dan air terpecah di lokasi pesawahan dan ladang atau kebun masyarakat. Pada cuaca normal aliran air sungai sangat kecil, dan akan sangat besar pada saat hujan deras atau ekstrem.

Baca Juga: Hati-hati dan Waspada, 14 Wilayah Ini Berpotensi Terdampak Tsunami 12 Hingga 20 Meter

Menyikapi hal itu, Doni meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk mengingatkan masyarakat yang berada di bagian bawah dan di sekitar kawasan agar berhati-hati.

“Jangan sampai kena material longsor. Kalau ada yg berisiko, ambil langkah mengungsi selama musim hujan,” katanya.

Dalam laporan yang diterima BNPB, Danramil Cijeruk dan babinsa wilayah setempat melakukan pengecekan ke lokasi.

Baca Juga: Harap Waspada, Beberapa Daerah di Indonesia Ini Berpotensi Terjadi Tsunami

Masyarakat diimbau waspada dan siap siaga mengingat Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan peringatan dini cuaca, khususnya pada 26 dan 27 September 2020.

Prakiraan BMKG menyebutkan wilayah Jawa Barat termasuk salah satu wilayah dengan potensi hujan lebat yang diikuti dengan petir/kilat dan angin kencang, sedangkan pada hari ini 28 September 2020, potensi hujan masih dapat terjadi dengan disertai petir atau kilat dan angin kencang.***(Ines Dewi/Zona Jakarta)

Editor: Galih Nur

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler