Bikin Geger Satu Indonesia, Buku How Democracies Die yang Dibaca Anies Tentang Apa? Ini Isinya

23 November 2020, 19:29 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sedang membaca buku How Democracies Die. //Twitter.com/@aniesbaswedan

BERITA DIY - Hari ini, Senin 23 November 2020, sejumlah pengamat politik Indonesia ramai memperbincangkan unggahan foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sedang membaca buku How Democracies Die.

Foto Anies duduk di salah satu ruang di rumahnya mengenakan kemeja putih dan sarung sambil membaca buku dengan sampul berwarna hitam itu diunggah melalui media sosial instagram dan twitter @aniesbaswedan Minggu 22 November 2020.

"Selamat pagi semua. Selamat menikmati minggu pagi," tulisnya di keterangan instagram @aniesbaswedan.

Baca Juga: BLT Subsidi Gaji BPJS Tahap 5 Tidak Bisa Cair ke Rekening Ini, Cek Nama Karyawan dan Lapor ke Sini

Baca Juga: NIK KTP Tidak Terdaftar di eform.bri.co.id/bpum Bisa Dapat BLT UMKM, Ini Cara Daftar Banpres BPUM

Foto ini membuat 'geger' satu Indonesia. Keyword How Democracies Die bahkan sempat menduduki trending topik di Twitter Indonesia siang ini.

Pengamat politik Yunarto Wijaya juga turut memberikan respon atas unggahan Anies ini.

 

Pengamat politik Yunarto Wijaya mengomentari unggahan foto Anies Baswedan membaca buku How Democracies Die Tangkap Layar Twitter.com/@yunatowijaya

Lantas, apa sebenarnya isi buku How Democracies Die yang dibaca Anies?

BUku How Democracies Die ditulis oleh ilmuan politik ternama dan profesor di Harvard University, Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt pada tahun 2018.

Sebagaimana arti judul tersebut, buku ini membahas mengenai contoh-contoh konkret bagaimana demokrasi di sebuah negara bisa mati.

Baca Juga: Cuma Modal KTP Klik Link eform.bri.co.id/bpum Cek BLT UMKM Rp2,4 Juta, Ini Cara Daftar Banpres BPUM

Banyak studi kasus yang dituliskan oleh dua profesor ini dalam buku How Democracies Die.

Salah satunya adalah fenomena kemenangan Donald Trump di Pilpres Amerika Serikat tahun 2016.

Menurut penulis, Trump diduga menang karena memainkan isu rasisme dan menebarkan ketakutan melalui hoax di internet.

Trump menang setelah kandidat lainnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton diprediksi kuat akan mengalahkannya.

Baca Juga: BLT Subsidi Gaji BPJS Ketenagakerjaan Tahap 5 Siap Cair, Cek Rekening Ada Karyawan Gagal Ditransfer

Buku setebal 320 halaman inijuga berisi tentang bagaimana seorang penguasa bisa mengubah demokrasi di sebuah negara lantaran memiliki sumber daya yang kuat untuk melakukan ini.

Salah satunya adalah memperlemah pihak oposisi agar jalannya pemerintahan bisa semakin lancar.

Namun hal ini dikhawatirkan akan meminimalisir adanya transparansi oleh pihak penguasa.

Baca Juga: Bulan Ini Cair, Cek dtks.kemensos.go.id: Ini Cara Dapat BST Bansos Rp 300 Ribu Per KK PKH

Buku ini juga berisi tentang contoh-contoh otoriterisme dan analisis sejarah politik global di era terdahulu.

Penulis menambahkan, matinya sebuah demokrasi terjadi ketika kaum yang dianggap provokator dan ekstrimis ikut terjun langsung ke kancah perpolitikan sebuah negara.***

Editor: Iman Fakhrudin

Tags

Terkini

Terpopuler