Plesetan Logo NU Ulama Nambang Mengkritisi Soal Apa dan Sejarah Siapa Penemu Lambang Nahdlatul Ulama

- 23 Juni 2024, 10:12 WIB
Viral plesetan logo NU ulama nambang mengkritisi soal izin konsesi tambang dan sejarah siapa penemu lambang Nahdlatul Ulama yang jarang diketahui orang.
Viral plesetan logo NU ulama nambang mengkritisi soal izin konsesi tambang dan sejarah siapa penemu lambang Nahdlatul Ulama yang jarang diketahui orang. /Tangkap layar Priangan Insider

BERITA DIY - Viral plesetan logo NU ulama nambang mengkritisi soal apa dan sejarah siapa penemu lambang Nahdlatul Ulama yang jarang didengar.

Telah menjadi polemik di media sosial (medsos) X adanya plesetan logo Nahdlatul Ulama (NU) yang ikon dan warna latarnya diubah.

Seperti warna khas hijau logo NU diubah menjadi merah. Lambang dunia globe diganti excavator. Lalu, NU dibalik menjadi UN. Serta nama Nahdlatul Ulama berubah menjadi Ulama Nambang.

Plesetan atau pengubahan logo NU ini menjadi polemik. Ada yang merasa marah dan tak sedikit pula yang ikut mengkritisi Nahdlatul Ulama soal konsesi tambang.

Baca Juga: 10 LINK Twibbon Harlah ke-101 NU 2024 Download Gratis dan Ucapan untuk Nahdlatul Ulama Share di IG dan WA

Plesetan Logo NU Ulama Nambang Mengkritisi Soal Apa?

Pada 30 Mei 2024 lalu, Presiden Joko Widodo menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2024 tentang Perubahan atas PP No 96/2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Batubara.

Pada PP tersebut, di pasal 83A, badan usaha yang dimiliki ormas keagamaan dapat mengelola usaha tambang di sejumlah wilayah di Indonesia. Peraturan ini disebut dengan izin konsesi tambang. Dari sejumlah ormas keagamaan, baru NU yang mengajukan diri untuk mengelola usaha pertambangan, perkebunan, hingga pertanian (IUP).

Dari laporan Tempo dan Kompas, skema bagi-bagi izin konsesi tambang kepada ormas keagamaan dinilai tidak tepat oleh sejumlah pakar, pengamat, dan akademisi perguruan tinggi.

Dalam unggahan pembuat plesetan logo NU ulama nambang di akun X @pasifisstate pada 13 Juni 2024, ada sejumlah netizen yang mengomentari alasan di balik plesetan logo NU adalah untuk mengkritisi langkah Nahdlatul Ulama yang ikut serta dalam pembagian izin pengelolaan tambang kepada ormas keagamaan.

Baca Juga: Kumpulan Ucapan dan Twibbon Harlah Ke-101 NU 2024, Kata Mutiara Selamat Hari Lahir Nahdlatul Ulama Penuh Makna

Siapa Penemu Lambang Nahdlatul Ulama?

Meski demikian, sejumlah warga Nahdliyin tetap tidak setuju dengan pengubahan logo NU dengan dalih mengkritisi langkah Nahdlatul Ulama dalam perizinan konsesi tambang untuk ormas keagamaan.

Ali Mahfud warga Nahdliyin Caleg PSI di Pemilu 2024 ini melaporkan pemilik akun X @pasifisstate karena diduga melecehkan NU, dengan mengubah lambang Nahdlatul Ulama. Hingga berita ini dirilis, polisi masih memproses laporannya. Lantas, siapa penemu logo Nahdlatul Ulama?

Dikutip dari website resmi NU di artikel "Alasan Tiga Kiai Jombang Disebut Pendiri Nahdlatul Ulama", organisasi keagamaan (ormas) Nahdlatul Ulama lahir di Jombang pada 31 Januari 1926 didirikan oleh KH Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahab Hasbullah dan KH Bisri Syansuri.

Sejarah NU didirikan adalah untuk memperjuangkan kebebasan bermazhab dan turut menyelamatkan peninggalan sejarah dan peradaban Islam. Dengan konteks saat itu, Raja Ibnu Saud ingin menerapkan asas tunggal yakni Mazhab Wahabi di Makkah, Arab Saudi dan menghancurkan peninggalan sejarah Islam maupun pra-Islam.

Baca Juga: 10 Link Twibbon Harlah NU Yogyakarta 2024, Download Logo 101 Tahun Nahdlatul Ulama PNG

Selain tiga nama ulama yang berjasa mendirikan NU, ada nama Kiai Mas Alwi Abdul Aziz sebagai pencetus nama Nahdlatul Ulama, Kiai Ridwan Abdullah sebagai pembuat lambang atau logo NU, dan Kiai Abdul Chalim yang merupakan Wakil Katib dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pertama kali.

Demikianlah info viral plesetan logo NU ulama nambang mengkritisi soal izin konsesi tambang dan sejarah siapa penemu lambang Nahdlatul Ulama yang jarang diketahui orang.***

Editor: Arfrian Rahmanta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah