وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا
"Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa)."
Baca Juga: Bacaan Lengkap Tahlil, Doa dan Terjemahnya: Ziarah Kubur Nyekar Jelang Lebaran Idul Fitri
Maka, saat kita menerima ucapan taqaballahu minna wa minkum kita bisa balas dengan ucapan yang sama atau dengan ucapan:
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ وَ تَقَبَّلْ ياَ كَرِيْمُ
"Mudah-mudahan Allah menerima amal ibadah kita dan kamu semua dan terimalah ya (Allah) yang Maha Mulia."
Kalimat lain yang familiar kita dengarkan yakni minal aidin wa faizin. Kalimat minal aidin wal faizin ini merupakan bagian lantunan syair yang ditulis penyair bernama Shafiyuddin al-Huli di masa Andalusia.
Dalam kitab Dawawin Asy-Syi’ri al-Arabi ala Marri Al-Ushur Jilid ke-19, petikan syair itu berbunyi ‘Ja’alna minal aidina wa faizina (jadikan kami dari orang-orang yang menang dan orang-orang yang beruntung).
Salah kaprah kalau kita mengartikan minal aidin wal faizin sebagai artian mohon maaf lahir dan batin, meskipun di dalamnya merupakan doa baik.