Hasil hisab 29 Syaban 1445 H rencananya akan dilaporkan dalam sidang isbat 1 Ramadhan 1445 H pada Minggu (10/3/2024), sebelum dicocokan dengan hasil pantauan hilal. Jika hilal belum terlihat sampai akhir hari, 1 Ramadhan 1445 H berpotensi dimulai Selasa, 12 Maret 2024.
Sementara itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bakal melakukan pemantauan hilal awal Ramadhan 1445 H Minggu (10/3/2024). Lembaga Falakiyah (LF) PBNU berpedoman pada kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), yaitu tinggi bulan minimal 3 derajat dan sudut elongasi geosentris minimal 6,4 derajat.
Oleh karena itu, para hadirin jemaah Jumat sekalian, diprediksi akan ada perbedaan sehari mengenai jadwal Ramadhan 1445 H antara Muhammadiyah dengan Kemenag RI serta NU.
Walaupun begitu, perbedaan mengenai penentuan awal Ramadhan 1445 H sejatinya bukan sebuah masalah besar. Perbedaan ini seharusnya tak mengurangi ukhuwah atau persaudaraan antar sesama.
Bahkan, adanya perbedaan justru dapat menjadi bahan pembelajaran umat Islam untuk saling menghormati dan menoleransi pendapat yang berbeda.
Pada dasarnya, ketulusan hati dan jiwa dapat teruji saat kita menemui orang atau kelompok dengan pandangan yang berbeda, meski tak bisa dimungkiri jika kesepahaman akan lebih mudah terjadi antar sesama golongan.
Berpuasa selama 29 hari atau 30 hari sebaiknya tidak sekadar melatih diri menahan rasa lapar atau haus. Lebih dari itu, penting menjadikan momen ini sebagai kesempatan dalam mengurangi ego serta sifat benar sendiri. Kebijaksanaan dan sikap arif seharusnya dikedepankan oleh semua kalangan, demi menyambut bulan suci Ramadhan 1445 H.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ