Dahulukan akal sehat dan perasaan persaudaraan dalam bersikap terhadap kekurangan atau kesalahan yang dibuat oleh orang lain yang berefek kepada diri kita. Untuk itu budaya saling mengingatkan atau menasihati dan menerima nasihat menjadi sangat penting agar persaudaraan semakin baik dan membahagiakan. Allah berirman:
اِلَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوۡا بِالۡحَقِّ ۙ وَتَوَاصَوۡا بِالصَّبۡرِ
’’Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.’’ (QS Al-Ashr: 3)
Kelima, menyambung tali silaturahim
Dengan silaturahim, sangat penting nilainya dalam kehidupan agar bisa terwujud kesatuan dan persatuan dalam bingkai kasih sayang antarsesama. Nabi melarang memutuskan tali silaturahim:
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ تَعَالى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا - مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِي الآخِرَةِ - مِثْلُ الْبَغْىِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ
Artinya: "Tidak ada dosa yang lebih pantas disegerakan biasanya bagi para pelakunya di dunia, bersama dosa yang disimpan untuknya di akhirat, daripada perbuatan zalim dan memutus silaturahim." (HR Abu Dawud)
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga kita bisa mengetahui bagaimana pentingnya persaudaraan dan kenyamaan dalam bermasyarakat. Semoga kita selalu dapat menjaga ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah. Amin.