Network
BERITA DIY - Pertandingan sepak bola antara Gresik United dan Deltras Sidoarjo yang digelar di Stadion Joko Samudro, Gresik pada Minggu, 19 November 2023, berakhir dengan insiden kerusuhan.
Laga yang semula berlangsung kompetitif dengan serangan yang dilancarkan oleh kedua tim berubah menjadi arena bentrokan antara suporter dengan aparat kepolisian.
Jalannya Pertandingan
Gresik United yang bertindak sebagai tuan rumah berhasil unggul lebih dulu melalui gol Victor pada menit ke-53.
Namun, Deltras Sidoarjo tidak tinggal diam dan menyamakan kedudukan lewat gol Rosaldo pada menit ke-65.
Kedudukan berubah menjadi 2-1 untuk Deltras Sidoarjo setelah Risal Amin mencetak gol pada menit ke-67, yang juga menjadi penutup pertandingan.
Awal Mula Kericuhan
Kekalahan Gresik United memicu ketidakpuasan di kalangan suporter yang dikenal sebagai Ultrasmania.
Mereka berkumpul di depan pintu VIP stadion untuk menyampaikan protes terhadap manajemen Gresik United.
Namun, situasi cepat memanas saat aksi demo tersebut dihadang oleh petugas kepolisian.
Eskalasi Bentrokan
Bentrokan bermula ketika suporter Gresik United melemparkan batu dan benda keras lainnya ke kaca pintu masuk tribun VIP.
Mereka juga melakukan pelemparan ke bus yang rencananya akan mengangkut pemain Deltras, merusak pagar besi dan fasilitas lain di luar stadion.
Kericuhan semakin membesar dengan aksi saling lempar antara suporter dan kepolisian.
Dalam upaya mengendalikan situasi, pihak kepolisian melepaskan tembakan gas air mata ke arah suporter yang berada di sisi selatan luar stadion.
Kericuhan yang berlangsung lebih dari satu jam menyebabkan beberapa petugas kepolisian mengalami luka-luka, termasuk Kabag ops Polres Gresik, Kompol Andria Diana Putra, yang luka di kepala akibat lemparan batu.
Beberapa suporter yang terlibat dalam bentrokan dievakuasi ke ruang medis stadion untuk mendapatkan perawatan akibat terkena gas air mata.
Sampai saat ini, belum ada laporan mengenai adanya korban jiwa dari insiden ini.
Insiden di Stadion Joko Samudro menjadi catatan kelam dalam sejarah sepak bola Indonesia, mengingatkan pentingnya pengamanan dan penanganan massa dalam setiap pertandingan.
Penyelenggara, tim, dan otoritas keamanan harus berkolaborasi untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan.***
