Network
Hanya di daerah pegunungan terpencil di Nepal, praktik memuliakan gadis-gadis praremajasebagai dewi yang hidup selama bertahun-tahun menjadi sebuah aliran sesat yang mengakar, dan hanya di Nepal tradisi ini dilakukan.
Baca Juga: Denny Caknan Dicap Patriarki oleh Warganet karena Suruh Istri Ngurus Anak, Apa Arti Patriarki?
Dalam bahasa Nepal kata “kumari” berarti “gadis perawan”. Bagi umat Buddha Newar, kumari dianggap sebagai perwujudan dewa wanita tertinggi Vajradevi, seorang Buddha. Bagi umat Hindu, dia menjelma sebagai dewi agung Taleju, versi Durga.
Seorang Kumari tidak boleh keluar rumah, kecuali pada acara festival, dan kemudian dia harus digendong, baik dalam pelukan atau tandu, agar kakinya tidak menyentuh tanah.
Dia hanya boleh makan makanan tertentu dan tidak boleh makan makanan yang tabu, seperti telur ayam atau ayam. Segala sesuatu di rumah harus dijaga kemurnian ritualnya. Tak seorang pun yang bersentuhan dengannya bisa memakai kulit.
Yang terpenting, kumari tidak boleh berdarah. Dipercaya bahwa roh dewi, shakti, yang memasuki tubuh gadis itu ketika dia menjadi kumari, akan meninggalkannya jika dia kehilangan darah.
Baca Juga: Boyfriend Day Artinya Apa, Ini Kumpulan Ucapan Hari Boyfriend Day untuk Pacar yang Panjang
Bahkan goresan yang tidak disengaja pun dapat mengakhiri pemerintahannya. Dewi yang masih hidup selalu diberhentikan saat mendapat menstruasi pertama.
Beberapa orang percaya ketika seorang Kumari yang jarang senyum tiba-tiba tersenyum maka ada pertanda tersendiri. Lalu apakah itu pertanda baik atau buruk?
Sebagian orang mempercayai bahwa senyuman dewi hidup tersebut mungkin membawa peranda baik maupun buruk. Namun hingga saat ini belum ada informasi yang valid mengenai apa arti dari senyuman seorang Kumari.
