Secara sederhana, saat terjadi puncak gerhana, matahari akan tampak seperti cincin yakni gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat lain, matahari seakan-akan tertutupi bulan.
Gerhana matahari hibrida terdiri dari dua tipe gerhana, gerhana matahari cincin dan gerhana matahari total.
Mengutip dari situs lapan.go.id, Gerhana Matahari Hibrida ini merupakan fenomena yang cukup langka.
Peneliti Pusat Riset (PR) Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan dalam 5.000 tahun (2000 SM hingga 3000 M) terdapat 569 kali Gerhana Matahari Hibrida di seluruh permukaan Bumi. Sehingga rata-rata setiap 8,8 tahun akan terjadi Gerhana Matahari Hibrida.
Adapun fenomena Gerhana Matahari Hibrida pernah melintasi di langit Indonesia pada 26 April 1408, 8 Juli 1423, 23 Januari 1441, 25 Februari 1495, 10 Juli 1507, dan 6 Juni 1807.