Yang satu memiliki citra yang sangat positif sebagai golongan orang saleh, sedangkan yang lain dianggap negatif sebagai orang berdosa dan musuh masyarakat karena bekerja bagi penjajah Romawi.
Mereka berdua dikisahkan datang ke Bait Allah dengan tujuan yang sama yakni berdoa.
Orang Farisi tampil pertama dan mendominisi perumpamaan ini dengan doanya yang panjang dan lengkap.
Menganggap Tuhan tidak tahu apa-apa, orang itu melaporkan kepada0Nya semua prestasi dan kesalehan yang sukses dilakukannya.
Lebih celaka lagi, orang itu menjadikan orang lain sebagai bahan perbandingan. Dia bersyukur karena "tidak sama seperti semua orang lain" dan "bukan juga seperti pemungut cukai ini".