Network
BERITA DIY – Bagaimana kurban dengan sapi limosin harga 70 juta, apakah boleh diperuntukan untuk 20 orang? Ini penjelasan Gus Baha mengenai hewan kurban serta risiko ketika patungan untuk 7 orang.
Menurut Gus Baha, iuran sapi untuk hewan kurban memiliki risiko, risiko apa yang dimaksud? Simak artikel ini unjuk penjelasan mengenai risiko patungan hewan kurban serta apakah boleh kurban sapi limosin untuk 20 orang.
Gus Baha yang memiliki nama lengkap KH. Ahmad Bahauddin Nursalim merupakan pengasuh Ponpes Tahfidzul Qur’an LP3IA Kragan, Rembang, menjelaskan bagaimana risiko patungan hewan kurban terlebih bukan sanak saudara.
Dikutip BERITA DIY dari laman YouTube TitahKita dengan GUS BAHA: Qurban Sapi untuk 7 Orang. Apakah Masuk Surganya tak Saling Menunggu? Gus Baha Menjelaskan bagaimana risikonya iuran hewan kurban.
Baca Juga: Berhubungan Badan Suami Istri yang Tidak Diperbolehkan dalam Islam Menurut Gus Baha
Dalam video tersebut, seperti ciri khas Gus Baha yang menjelaskan atau ceramah dengan guyonan mengenai risiko seseorang yang iuran hewan kurban.
Gus Baha mengawali ceramahnya dengan pertanyaan mengenai kurban dengan sapi limosin dengan harga Rp70 juta dan kuat dinaiki orang 20, apakah boleh?
"Pada Hari Raya Kurban, saya pernah mendapatkan dua pertanyaan yang kriminal semua. Gara-gara kurban urunan (patungan). Sekarang marak iuran 2 juta dapat sapi. Kalau 2 juta kali 7 dapat berapa? 14 juta,” ungkap Gus Baha dikutip BERITA DIY laman YouTube Titah Kita.
“Pertama bertanya bagus, tapi lama-lama kurang ajar. Yang bertanya bukan dari kalangan NU. ‘Pak Baha, katanya kalau sapi satu itu dinaiki 7 orang. Misal kalau sapi limosin itu harganya kan Rp70 juta. Kalau iuran orang 7 kan berat. Misalnya iuran orang 20, anggap saja kuat (sapi limosin) dinaiki 20 orang," imbuh Gus Baha.
Setelah menceritakan pertanyaan tersebut, Gus Baha kemudian melanjutkan penjelasan, kalau orang nasionalis itu biasa. Misalnya istrinya Rukhin kerja mengajar di SD Wonokromo, Rukhin kerja mengajar di SD Kotagede.
"Orang nasional kan biasa seperti itu. Yang tanya saya itu orang nasional, ya tidak NU ya tidak Muhammadiyah. Hanya saja suka Islam," ungkap Gus Baha.
“Artinya, nanti istrinya Rukhin berkurban di SD Wonokromo sama guru-guru laki-laki di situ, Rukhin berkurban dengan guru-guru perempuan di SD Kotagede. Berarti kan istri Rukhin diambil orang?” ungkap Gus Baha diiringi dengan gelak tawa.
Dari pertanyaan tersebut, juga timbul pertanyaan lain menurut Gus Baha, jika kurban bareng itu memiliki risiko akan membawa istri orang. Sebab, yang ikut patungan bukan mahramnya.
"Ayo yang pada iuran siap-siap istrinya dibawa orang lain. Hahaha...," celoteh Gus Baha.
Selain itu, dalam video tersebut Gus Baha mendapatkan pertanyaan mengenai kurban sapi dengan sistem iuran.
“Karena saya agak egois, ingin kurban sendiri, -saat ditanya, ‘Gus, kok tidak ikut urunan (patungan) kurban sapi?’ ‘Emoh (tidak mau).’ ‘Kenapa tidak mau, Gus?’ ‘Tunggu-tungguan rombongan,’” ungkap Gus Baha.
Kemudian Gus Baha melanjutkan ceramahnya, misalnya surga pada bulan Januari, surga kamu bulan Desember, jadi sapinya nunggu nanti. Atau, kurban kambing, surga saya pada bulan Januari ya akan langsung terbang di waktu itu.
“Kalau orang 7 dan surganya tanggalnya beda-beda bagaimana? Masak surgaku bareng Rukhin? Kan secara teori tidak mungkin. Makanya aku tidak mau kurban bareng Rukhin. Nanti ada pengumuman dari Malaikat, "Baha masuk surganya ditunda, karena temannya masih di neraka. Haha repot...,” ungkap Gus Baha.
Gus Baha menjelaskan bahwa saat beramal tidak perlu berpikir seperti itu, yang penting ikhlas. Nanti Allah yang akan mengatur bagaimana. Kalau dituruti nanti bersamaa istri orang, meskipun sama-sama lelakinya ya akan saling menunggu.
“Karena kelas surganya masuknya beda-beda. Masak surganya yang saleh dan setengah saleh bareng? Masak yang saleh nunggu 100 tahun karena teman kurbannya di neraka. Paham nggeh?” tandas Gus Baha di video tersebut.
Demikian penjelasan Gus Baha mengenai kurban sapi limosin untuk 20 orang boleh dan tentang risiko patungan hewan kurban.***
