Status Anak Gunung Krakatau Siaga, Ketahui Sejarah Gunung Krakatau Meletus di 1883 dan Apa Bahayanya

- 26 April 2022, 11:23 WIB
Potret letusan Gunung Anak Krakatau pada Minggu, 24 April 2022.
Potret letusan Gunung Anak Krakatau pada Minggu, 24 April 2022. /instagram.com/@pvmbg_

BERITA DIY - Simak informasi status Gunung Anak Krakatau siaga dan sejarah Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 serta apa bahanya.

Gunung Anak Krakatau meletus kembali sejak aktivitasnya meningkat pada tanggal 22 April 2022. Tentu saja, meletusnya Gunung Anak Krakatau kali ini bukanlah hal pertama, sebab sejarah yang panjang pernah mencatat ledakan besar yang ditimbulkan gunung yang ada di selat sunda ini.

Terkini, status status Gunung Anak Krakatau menjadi siaga karena adanya peningkatan aktivitas erupsi sejak Senin, 24 April 2022. Menurut rilis dari ESDM, tinggi kolom hembusan sekitar 25 – 3000 meter dari atas puncak Gunung Anak Krakatau.

Baca Juga: Gunung Krakatau Erupsi, Apa Itu Status Siaga Level III? Link Cek Aktivitas Gunung Api di Indonesia

Sehari sebelumnya, pada 23 April 2022 sekitar pukul 12:19 WIB lava terlihat mengalir dari perut Krakatau dan masuki laut, hasil estimasi energi seismik juga meningkat tajam bersamaan dengan membesarnya amplitudo tremor dan erupsi yang menerus.

Bahkan sebulan sebelumnya tepatnya pada 24 Maret 2022, Gunung Anak Krakatau juga menyemburkan abu vulkanik setinggi 1.000 meter dan beberapa kali mengalami erupsi.

Lalu bagaimana sejarah panjang Gunung Anak Krakatau?

Sejarah Gunung Krakatau

Gunung Krakatau pernah meletus secara dahsyat pada 1883. Tak main-main, letusan tersebut bahkan menyebabkan tubuh Gunung Krakatau runtuh dan menciptakan kaldera.

Hasil dari letusan tersebut menciptakan kaldera pada bawah laut yang kelak akan membentuk gunung sampai muncul ke permukaan laut. Gunung itu sendiri kini dikenal dengan Gunung Anak Krakatau.

Baca Juga: Update Terkini 4 Erupsi Gunung Anak Krakatau, dan Prediksi Terbaru Bisa Ada Letusan Besar? Ini Kata PVMG

Sebelum ledakan dahsyat 1883, pada abad ke-5 Masehi, Gunung Krakatau juga sempat mengalami letusan besar.

Namun pada saat itu, nama gunung ini belumlah dikenal sebagai Krakatau melainkan Gunung Batuwara. Beberapa ahli menyimpulkan bahwa Gunung Batuwara, yang telah tertuliskan pada naskah kuno Jawa, merupakan Gunung Krakatau Purba.

Gunung Batuwara mengalami erupsi hebat dan mengakibatkan tsunami besar. Ledakan Batuwara membuat tanah ambles hingga menciptakan Selat Sunda, serta membagi sebagian Pulau Jawa dan melahirkan Pulau Sumatera.

Diketahui letusan tersebut mengakibatkan Gunung Krakatau Purba hancur dengan menghasilkan kaldera pada bawah laut. Pada tepi kawahnya terbentuk tiga pulau, yaitu Pulau Rakata, Pulau Panjang (Pulau Rakata Kecil), dan terakhir Pulau Sertung.

Karena adanya dorongan vulkanik dari dalam perut bumi Pulau Rakata, salah satu pulau hasil dari letusan Gunung Krakatau Purba yang terjadi pada abad ke-5 Masehi, membentuk gunung baru yang terbuat dari batuan basaltic. Saat proses ini, tercipta dua gunung lain pada kawah yang sama, yaitu Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan.

Baca Juga: Info BMKG Gempa Terkini Guncang Sukabumi Terasa hingga Bogor: Kekuatan, Jam, dan Pusat Gempa di Laut?

 

Secara singkat, kemudian terjadilah letusan hebat yang kemudian membuat Gunung Danan dan Gunung Perbuatan tersebut menyatu menjadi satu pulau dengan Pulau Rakata tempat Gunung Rakata berdiri. Persatuan dari gunung api inilah yang kemudian disebut Gunung Krakatau.

Kembali pada 1883, tepatnya pada hari Senin, 27 Agustus 1883, tepat jam 10.20, Gunung Krakatau mengalami ledakan dahsyat. Bahkan menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan Universitas Oxford Inggris yang juga penulis National Geographic mengatakan bahwa ledakan itu adalah yang paling besar, suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern.

Tak main-main, suara letusan Gunung Krakataua terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu.

Ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau Jawa dan Sumatra bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia dan Selandia Baru.

Baca Juga: Gempa Bumi Yogyakarta Terkini M 4,9 Guncangkan Gunungkidul, Sleman, Bantul hingga Pacitan, Ini Info BMKG

Letusan itu ikut menghancurkan Gunung Danan, Gunung Perbuwatan serta sebagian Gunung Rakata di mana setengah kerucutnya hilang, membuat cekungan selebar 7 km dan sedalam 250 meter. Tsunami (gelombang laut) naik setinggi 40 meter menghancurkan desa-desa dan apa saja yang berada di pesisir pantai. Tsunami ini timbul bukan hanya karena letusan tetapi juga longsoran bawah laut.

Tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang. Salah satu tragedi paling menyeramkan dari letusan Gunung Krakatau, sehari setelah ledakan penduduk Jakarta dan Lampung pedalaman tidak lagi melihat matahari.

Demikianlah status Gunung Anak Krakatau siaga, ketahui sejarah Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 dan apa bahanya.***

Editor: Muhammad Suria


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah