- Pengakuan ketauhidan, bahwa tiada Tuhan selain Allah.
- Pengakuan atas dosa yang dilakukan. Dimana manusia tidak luput dari dosa-dosa, baik yang disengaja atau tidak.
- Permohonan ampun. Dengan dosa-dosa sengaja atau tidak, meminta ampun kepada Allah.
Dalam al-Quran dijelaskan bagaimana keutamaan doa Nabi Yunus pada Q.S. Al-Anbiya ayat 87-88 sebagai berikut:
Wa zan-nuni iz zahaba mugaaiban fa zanna al lan naqdira 'alaihi fa naadaa fiz-zulumaati al laa ilaaha illaa anta sub-haanaka innii kuntu minaz-zaalimn (87)
Fastajabnaa lah wa najjainaahu minal-gamm, wa kazaalika nunjil-mu`miniin (88)
Arti:
"Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim".
"Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman."