Melalui Metaverse, pemerintah Arab Saudi pun mengumumkan bahwa Ka'bah dan Masjidil Haram kini sudah didaftarkan dengan nama Virtual Black Stone Initiative.
Didaftarkannya Ka'bah dan Masjidil Haram ke Metaverse bukan bertujuan agar ibadah Haji bisa dilakukan secara virtual.
Namun untuk mengenalkan Ka'bah dan Masjidil Haram sebagai tempat suci umat muslim dan menghadrikan pengalaman bagi umat muslim melihat Ka,bah dan Masjidil Haram.
Baca Juga: Apa Itu The Sandbox Metaverse? Ini Penjelasan dan Cara Beli Aset NFT di sandbox.game
Terkait pelaksanaan haji secara virtual dikarenakan adanya Ka,bah dan Masjidil Haram di Metaverse, MUI (Majelis Ulama Indonesia) pun ikut angkat bicara.
Wakil Ketua MUI Anwar Abbas mengatakan bahwa mengelilingi Ka'bah dan menyambangi Masjidil Haram di Metaverse adalah hal baik. Tapi tidak bisa dikatakan sebagai pelaksanaan ibadah haji.
"Kalau ada yang akan menyelenggarakan ibadah haji secara virtual di Metaverse berarti ibadah hajinya tidak secara fisik tapi hanya melalui penglihatan, maka sudah jelas tidak masuk ke dalam kategori sedang melaksanakan ibadah haji," katanya seperti diberitakan ANTARA Rabu, 9 Februari 2022.
Meski begitu Anwar tidak mengatakan bahwa kehadiran Ka'bah dan Masjidil Haram di Metaverse adalah sesuatu yang sia-sia.
Ia justru berpendapat bahwa keberadaan dua obyek suci umat Islam itu justru dapat memotivasi umat muslim yang ingin mengunjungi tanah suci.