Mengapa disebut bulan haram? Sebab pada empat bulan tersebut, masyarakat Arab tak diperbolehkan untuk berperang karena dianggap bulan yang suci. Justru umat Muslim dianjurkan untuk berlomba-lomba dalam beribadah dan berbuat kebaikan.
Selain itu, ada hadits Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan bahwa ia memanjatkan doa keberkahan untuk bulan Rajab, sebagaimana yang disampaikan oleh Malik dalam Masuad Ahmad:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: "Ya Allah, semoga Engkau memberkahi kami pada bulan Rajab dan Syaban, semoga Engkau pertemukan kami dengan bulan Ramadlan."
Berdasarkan khutbah Jumat yang dikutip dari purbalingga.kemenag.go.id, ada beberapa hikmah yang terkandung pada bulan Rajab.
Para ulama pun mengibaratkan bulan Rajab bagaikan 'menanam', lalu Syaban adalah bulan untuk 'menyirami', hingga jatuhnya bulan Ramadhan sebagai bulan untuk 'memanen'.
Syekh Abdul Qodir Al Jailani dalam kitab berjudul 'Al-Ghuniyah', Rajab merupakan gabungan dari 'Ra', 'Jim', dan 'Ba'.
Tak hanya sekadar singkatan, makna ketiga kata itu adalah 'Ra' yang berarti 'Rahmatullah' (rahmat Allah), 'Jim' adalah 'Judullah' (kemudahan Allah), dan 'Ba' berarti 'Birullah' (kebaikan Allah).