Network
Selain itu, umat muslim juga seringkali mengucapkan kalimat “Taqabbalallaahi minnaa wa minkum taqabbal yaa kariim, wa ja'alanaallaahu wa iyyaakum minal 'aaidin wal faaiziin wal maqbuulin kullu 'ammin wa antum bi khair."
Artinya adalah “Semoga Allah menerima (amal ibadah Ramadlan) kami dan kamu. Wahai Allah Yang Maha Mulia, terimalah! Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang serta diterima (amal ibadah). Setiap tahun semoga kamu senantiasa dalam kebaikan."
Jika diperhatikan dari artinya, kata Minal Aidin Wal Faidzin dilihat dari artinya sama sekali tidak berkaitan dengan permintaan maaf. Namun kata ini banyak diucapkan ketika Idul Fitri sebagai doa dan harapan agar setiap muslim yang telah selesai menjalani puasa termasuk dalam golongan orang yang suci.
Selain sebagai doa dan harapan, ungkapan Minal Aidin Wal Faidzin juga bisa dimaknai sebagai ungakapan selamat karena umat muslim telah melewati puasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan.
Baca Juga: Bacaan Niat dan Tata Cara Sholat Idul Fitri
Ibnu Hajar Al Asqalani dalam kitab Fathul Bari menuliskan, ketika Hari Raya Idul Fitri tiba, para sahabat Rasulullah tidak mengucapkan Minal Aidin Wal Faidzin melainkan mengucapkan “Taqabbalallahu minna wa minkum,” yang berarti "Semoga Allah menerima (amal ibadah ramadan) kami dan kamu.”
"Telah sampai kepada kami riwayat dengan sanad yang hasan dari Jubai bin Nufair, ia berkata: "Jika Para sahabat Rasulullah saling bertemu di hari raya, sebagiannya mengucapkan kepada sebagian lainnya: "Taqabbalallahu minnaa wa minkum."" (Fathul Bari, juz II, halaman 446).
Meskipun begitu, para ulama sendiri berpendapat bahwa ucapan apapun di Hari Raya Idul Fitri selama maknanya baik dan merupakan doa yang baik tetap boleh untuk diucapkan.
Oleh karena itu tidak ada salahnya mengucapkan kata Minal Aidin Wal Faidizin ketika Hari Raya Idul Fitri. Namun harus digaris bawahi bahwa kata itu tidak memiliki arti sebagai permohonan maaf atau ungkapan saling memaafkan.***
