BERITA DIY – Mantan Mentri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin turut mengomentari polemik yang terjadi terkait hukum masuk tempat ibadah agama lain bagi seorang muslim.
Untuk diketahui, polemik ini muncul setelah pendakwah Gus Miftah menghadiri acara peresmian Gereja di Jakarta Pusat bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beberapa waktu lalu.
Gus Miftah diketahui menyampaikan orasi kebangsaan di altar Gereja dan menuai banyak kritik serta hujatan dari warganet.
Baca Juga: Bacaan Kitab Gus Miftah Dikoreksi Ustad Fahim, Gus Umar: Sok Pinter tapi Bahasa Arabnya Belepotan
Banyak dari warganet yang menyatakan bahwa Gus Miftah sesat dan kafir karena melakukan ceramah di Gereja.
Gus Miftah sendiri sudah memberikan klarifikasi bahwa dirinya hadir sebagai tamu undangan peresmian Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung di Jakarta Pusat.
Dalam acara itu Gus Miftah juga hadir bersama sejumlah orang, termasuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Melalui akun twitter pribadinya, Kamis, 5 Mei 2021, Lukman Hakim menyampaikan bahwa seharusnya setiap orang menghargai keyakinan orang lain.
Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mengatakan, tidak perlu mempermasalahkan apakah orang muslim masuk tempat ibadah agama lain itu salah atau tidak.
Menurutnya, selama orang itu masuk tempat ibadah agama lain dan tidak mengikuti peribadatan yang ada tentu tidak perlu diributkan.
Baca Juga: Gus Miftah Banjir Hujatan, Susi Pudjiastuti: Banyak Sekali Quotes yang Saya Dapatkan
Sementara, bagi orang yang menilai haram bagi seorang muslim masuk tempat ibadah agama lain juga tidak bisa disalahkan.
Lukam Hakim menilai setiap orang memiliki pandangan sendiri-sendiri dan setiap orang berhak meyakini hal itu.
“Biarkanlah mereka yang haramkan diri memasuki rumah ibadah agama lain. Biarkan pula mereka yang berkeyakinan boleh memasukinya sejauh tak ikut peribadatan di dalamnya,” katanya.
Lebih lanjut, Lukman Hakim mengajak agar masyarakat bisa saling menghargai dan menghormati kepercayaan masing-masing.
Ia juga mengatakan tidak seharusnya sesama muslim saling menyalahkan hanya karena perbedaan pendapat yang terjadi antar keduanya.
“Mari kita saling hargai dan hormati pilihan keyakinan masing2, dan tak saling menyalahkan,” kata Lukman Hakim.***