BERITA DIY - Dunia aktivisme dan pendidikan Indonesia baru saja kehilangan salah satu putra terbaiknya, Muhammad Rafsanjani, yang dikenal luas sebagai Sekretaris Jenderal Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Berita duka ini menyebar cepat di kalangan aktivis, khususnya anggota PMII, menyusul kepergian Rafsan pada Senin, 11 Maret 2024.
Rafsan meninggal dunia karena pneumonia dan virus influenza yang menyerang paru-parunya serta jantungnya, setelah beberapa hari dirawat intensif di RS Siloam, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Profil Muhammad Rafsanjani
Rafsan, lahir di Garut, 30 Maret 1992, merupakan sosok yang dikenal aktif dan memiliki kontribusi cukup besar dalam aktivitas keorganisasian.
Ia adalah putra dari Dr. KH Cecep Alba dan Hj Rd Mimin Nurganiah Maulani, yang keduanya merupakan pimpinan Pondok Pesantren Pulosari di Garut, Jawa Barat.
Pendidikan Rafsan cukup prestisius, menamatkan studi Ilmu Politik di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan melanjutkan pascasarjana dengan konsentrasi politik dan hubungan internasional di sekolah kajian strategik dan global Universitas Indonesia.
Tidak hanya berprestasi di bidang akademik, Rafsan juga aktif dalam berbagai kegiatan organisasi.
Ia pernah menjabat sebagai Ketua PC PMII Ciputat masa khidmah 2015-2016 dan merupakan bagian dari Tim Kaderisasi Nasional PB PMII periode 2017-2020.
Kiprah dan Pengaruhnya
Rafsan tidak hanya dikenal karena aktivitas organisasinya, tapi juga karena keterlibatannya dalam berbagai forum kajian, termasuk Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci), yang merupakan salah satu forum kajian tertua di Ciputat.
Keterlibatan dalam berbagai aktivitas intelektual dan organisasional membuat Rafsan dianggap sebagai role model dan inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi para pemuda yang berkecimpung dalam dunia aktivisme dan pendidikan.
Rafsan dikenal sebagai sosok yang memiliki selera intelektual tinggi, dengan kegemaran membaca yang luas mulai dari politik, filsafat, sejarah, agama, hingga psikologi.
Ia percaya pada pentingnya inklusivitas dalam pemikiran dan menghindari pandangan tunggal tentang kebenaran.
Rafsan menekankan bahwa setiap ruang akademik harus bebas nilai dan setiap individu berhak mengakses berbagai jenis pengetahuan.
Warisan dan Kenangan
Kepergian Muhammad Rafsanjani meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, teman, dan komunitas PMII.
Rafsan diingat sebagai intelektual yang konsisten memberikan pemikiran dan sumbangsihnya untuk Indonesia, baik melalui diskusi, tulisan, maupun aksi nyata di lapangan.
Produktivitas dan karyanya menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang, membuktikan dirinya sebagai pemuda luar biasa yang produktivitasnya menjadi teladan.
Rafsan dihormati tidak hanya karena posisinya dalam berbagai organisasi tapi juga karena kepribadiannya yang rendah hati, bijaksana, dan penuh dedikasi.
Ia dikenal sebagai sosok yang menghidupi nilai-nilai kesederhanaan dan keikhlasan, yang dibentuk oleh latar belakang kehidupannya di Garut sebelum merantau ke Jakarta.
Akun Instagram Rafsan: https://www.instagram.com/rafsanjani.mrj/
Muhammad Rafsanjani meninggalkan warisan berharga dalam bentuk karya dan kenangan yang akan terus hidup di hati mereka yang mengenalnya. Semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.***