Teks Khutbah Jumat Singkat Tentang Idul Adha: Keistimewaan Hari Arafah dan Berqurban

22 Juni 2023, 16:01 WIB
contoh teks Khutbah Jumat singkat tentang Idul Adha dengan judul 'Keistimewaan Hari Arafah dan Berqurban'. /PEXELS/Alena Darmel

BERITA DIY - Simak contoh teks Khutbah Jumat singkat tentang Idul Adha dengan judul 'Keistimewaan Hari Arafah dan Berqurban'.

Saat ini banyak yang cari contoh teks khutbah Jumat singkat tentang Idul Adha 1444 H terutama bagi khotib.

Penyebabnya tentu karena tak lama lagi umat Islam akan merayakan Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah 1444 H.

 

Menjelang tanggal tersebut banyak khotib yang menyampaikan khutbah Jumat tentang Idul Adha untuk mengingatkan para jamaah. Beberapa tema yang sering dipilih yakni berqurban atau mengenai Ibadah Haji.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Singkat Bulan Dzulhijjah tentang Qurban saat Idul Adha Muhammadiyah dan NU dan Link PDF

Pada artikel ini akan tersaji contoh teks khutbah Jumat tentang Idul Adha berjudul 'Keistimewaan Hari Arafah dan Berqurban' oleh KH. Bukhori Sail Attahiry, Lc, MA yang dikutip dari laman istiqlal.or.id.

 

Teks khutbah ini dapat menjadi pedoman bagi khotib untuk khutbah Jumat pada pekan ini sebelum Idul Adha.

Teks khutbah Jumat singkat 

Judul: 'Keistimewaan Hari Arafah dan Berqurban'

Oleh: KH. Bukhori Sail Attahiry, Lc, MA

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah.

Baca Juga: TEKS Khutbah Jumat Bulan Dzulhijjah Penuh Hikmah Singkat 1 Lembar Terbaru Sebelum Idul Adha: Makna Ibadah Haji

Pertama mari kita panjatkan puji syukur kita kepada Allah subhanahu wata'ala atas segala karunia kenikmatan yang diberikan kepada kita semua. Sehingga pada hari ini kitab bisa Bersama-sama melaksanakan shalat Jum’at di Masjid Istiqlal yang kita cintai ini.

Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, penghulu para Nabi dan Rasul, yang kita semua nanti nantikan syafaatnya pada hari akhir nanti.

 

Jamaah Jum’ah yang dirahmati Allah subhanahu wata'ala, selaku khatib kami berpesan untuk diri sendiri dan kita semua, marilah senantiasa kita tingkatkan darajat taqwa kita kepada Allah subhanahu wata'ala dengan sebenar-benarnya kita laksanakan semua perintah perintah Allah subhanahu wata'ala dan kita jauhi semua larangan larangan Allah subhanahu wata'ala.

Hari ini, Jum’at kedua Dzulhijjah, dimana jamaah haji saat ini sedang wukuf di Padang Arafah, tempat yang sangat dimuliakan oleh Allah subhanahu wata'ala dalam langka melaksanakan rangkaian ibadah haji. Seraya mengumandangkan kalimat talbiyah:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ

Sebagai jawaban atas undangan Allah melalui lisan Nabi Ibrahim sebagai mana disebutkan dalam surat al-Hajj ayat 27:

وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ ۙ

Artinya: “(Wahai Ibrahim, serulah manusia untuk (mengerjakan) haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.” (QS. al-Hajj [22]: 27)

Kita doakan semoga mereka yang hari ini sedang berkumpul bermunajat kepada Allah di Padang Arafah, diberikan kekuatan, kesabaran, ketabahan, kekhusyu’an sehingga mereka dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik dan mendapatkan predikat haji mabrur.

Baca Juga: ISI Teks Khutbah Jumat NU Terbaru 2023 Tentang Qurban Edisi Idul Adha yang Menyentuh Hati Lengkap dengan Doa

Bagi yang memperoleh haji Mabrur, Allah sediakan pahala yang amat besar yaitu Surga. Sedangkan kita yang kali ini tidak atau belum berkesempatan melaksanakan ibadah haji, kitapun dapat memperoleh keutamaan keutamaan hari Arafah, yaitu keutamaan sepuluh hari awal Dzulhijjah. Karena Allah subhanahu wata'ala memberikan keagungan serta mengangkat derajatnya sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

 

"Tidak ada satu amal shaleh yang lebih dicintai Allah subhanahu wata'ala melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah)." Para sahabat bertanya: "Tidak pula jihad di jalan Allah subhanahu wata'ala?" Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, "Tidak pula jihad di jalan Allah subhanahu wata'ala, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak ada suatu apapun yang dibawa pulang kembali ."

Kita telah menjalani dari awal hingga tanggal Sembilan dari sepuluh hari mulia ini, bagi siapa yang telah memanfaatkannya dengan melaksanakan kebaikan-kebaikan sejak hari pertama, maka teruskan dan tambahkan kebaikan lainnya. Hari Arafah, hari agung, dimana Allah telah menyatakannya sebagai hari kesempurnaan agama Islam, sebagaimana disebutkan dalam ayat terakhir diturunkan yaitu ayat tiga surat al-Maidah:

اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ

Artinya : “...Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu...” (QS. Al-Maidah [5]: 3)

Hari Arafah merupakan hari yang sangat istimewa bagi umat Islam, ia mejadi bagian utama dari pelaksanaan ibadah haji, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

احلج عرفة pada hakekatnya Haji adalah wuquf di Arafah. Barangsiapa melaksanakan ibadah haji namun tidak melakukan wuquf di Arafah maka hajinya dianggap tidak sah. Pada hari Arafah Allah mengampuni dosa-dosa hambaNya yang memohon ampunan, Allah singkirkan segala keburukan, dan Allah subhanahu wata'ala bebaskan hamba-hambaNya yang Dia kehendaki dari api neraka.

 

Diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Artinya: “Tiada hari di mana Allah banyak membebaskan hambanya dari api neraka lebih banyak dari hari Arafah. Sesungguhnya Allah mendekati hamba-Nya lalu memamerkan dan membangga-banggakan mereka di hadapan malaikat seraya berfirman apa yang mereka inginkan?” (HR. Muslim dari Aisyah radhiallahu anha).

Pada hari Arafah, para jamaah haji dan juga yang tidak sedang melaksanakan haji diperintahkan untuk memperbanyak doa sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan doa yang diutamakan adalah kita membaca:

لا إلهَ إلَّا اللهُ وحدَهُ لَا شرِيكَ لَهُ، لَهُ الملْكُ، ولَهُ الحمْدُ، وهُوَ عَلَى كُلِّ شيءٍ قديرٌ

Artinya: “Tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu”.

Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

Sebaik baik doa adalah doa pada hari Arafah, dan sebaik baik doa yang aku baca dan juga para Nabi sebelum aku adalah:

لا إلهَ إلَّا اللهُ وحدَهُ لَا شرِيكَ لَهُ، لَهُ الملْكُ، ولَهُ الحمْدُ، وهُوَ عَلَى كُلِّ شيءٍ قديرٌ

Pada hari Arafah, kita juga disunahkan untuk berpuasa bagi yang tidak sedang melaksanakan wuquf di Arafah. Karena puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa-dosa selama dua tahun, yaitu setahun sebelumnya dan setahun setelahnya. Hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan :

Artinya : “Puasa hari Arafah aku berharap kepada Allah dapat menghapuskan (dosa) tahun sebelum dan tahun sesudahnya. Dan puasa hari Asyura aku berharap kepada Allah dapat menghapus (dosa) tahun sebelumnya” (HR. Muslim, no. 1162).

Jamaah Jum’ah yang dirahmati Allah. Mari kita sama sama camkan empat keutamaan hari Arafah ini, mari jangan kita lewatkan puasa pada hari Arafah yaitu tanggal Sembilan Dzulhijjah dan hari Asyura, yaitu tanggal sepuluh Muharram. Karena fadhilahnya sangat besar dan agar kita mendapatkan kemulyaan-kemulyaan dari Allah subhanahu wata'ala.

 

Jamaah Jum’ah yang dimulyakan Allah subhanahu wata'ala.

Betapa agungnya peristiwa hari Arafah ini. Kita dapat saksikan pada hari yang sama, waktu yang sama, jamaah haji dari seluruh penjuru dunia berkumpul ditempat yang sama yaitu padang Arafah. Mereka mengenakan pakaian ihram yang hanya terdiri dari dua helai kain putih, baik yang kaya atau miskin, yang raja atau rakyat jelata, yang bergelar professor atau yang berprofesi tukang bubur. Bersamasama memohon ampunan dari Allah subhanahu wata'ala, bermunajat menengadahkan tangan mereka sambil berlinang air mata, menangis rindu kepada Allah, merasakan betapa Agungnya Allah subhanahu wata'ala.

Fudhail ibn ‘Iyyad tatkala menyaksikan situasi di padang Arafah yang dipenuhi oleh hamba Allah bertanya kepada para santrinya : Apakah kalian tahu, sekiranya mereka datang kepada seseorang, meminta uang recehan, apakah kirakira akan diberi? mereka menjawab tidak. Sesungguhnya ampunan Allah lebih mudah didapatkan dari pada uang recehan dari seseorang. Abdullah ibn Umar radhiallahu anhu juga berkata: Apakah pada hari Arafah yang Agung ini kalian meminta kepada selain Allah?

Karena itu wahai kaum muslimin yang dimulyakan Allah. Mari jangan sia-siakan waktu yang sangat berharga ini, untuk memohon ampunan dari Allah subhanahu wata'ala. Memohon segala kebaikan kita dan keluarga, agama dan bangsa serta umat Islam dimanapun berada, agar kita termasuk orangorang yang mendapatkan kemenangan dunia dan akhirat.

Baca Juga: CONTOH Teks Khutbah Jumat Keutamaan Bulan Dzulhijjah Menjelang Idul Adha Singkat, Link Download PDF DI SINI

Jamaah Jum’ah yang dirahmati Allah.

 

Tanggal 10 Dzulhijjah adalah hari raya kita, hari Idul Adha. Saat itu kita diperintahkan untuk melaksanakan shalat Idul Adha dan mensyi’arkannya. Selepas itu kita diperintahkan menyembelih hewan qurban.

Artinya : “Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah, sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)”.

Pada hari Idul Adha dan tiga hari Tasyriq berikutnya, kita gunakan kesempatan ini untuk berqurban bagi yang lapang. Menyembelih hewan qurban merupakan syi’ar agama Islam. Sehingga kaum dhu’afa yang kesehariannya kesulitan untuk mengkonsumsi daging, pada hari Idul Adha ini dapat merasakan lezatnya daging segar. Agar tambah kuat iman mereka serta bersyukur kepada Allah atas kenikmatankenikmatan tersebut.

 

Sudah barang tentu, menyembelih hewan Qurban ada tuntunan syariatnya. Karena itu sebelum melaksanakan penyembelihan, wajib hukumnya kita mengetahui syarat rukunnya. Jika hewan yang kita sembelih adalah unta, maka wajib telah berusia lima tahun. Jika yang kita sembelih adalah sapi, maka wajib telah berusia dua tahun, dan jika yang kita sembelih adalah domba, maka harus telah berusia satu tahun penuh.

Hewan-hewan yang kita sembelih itu juga harus sehat, tidak sedang sakit, utamanya saat ini sedang mewabah penyakit hewan yang dikenal dengan Penyakit Mulut dan Kuku. Maka pastikan hewan yang akan kita sembelih terbebas dari PMK ini. Hewan qurban juga harus selamat cari cacat. Seluruh anggota badannya utuh tidak ada yang kurang. Ada empat hal yang harus kita hindari sebagaimana tuntunan dari Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:

Artinya : “Ada empat macam hewan ternak yang tidak boleh dijadikan hewan kurban: yang buta sebelah yang jelas butanya, yang sakit, yang jelas sakitnya, yang retak (tulang), yang tidak ada sumsumnya, dan yang pincang yang jelas kepincangannya”.

 

Jamaah Jum’ah yang dimuliakan Allah subhanahu wata'ala. Mudah mudahan khutbah singkat ini dapat memberi manfaat utamanya bagi diri khatib sendiri dan bagi kita semuanya.

Mari kita sambut pula Idul Adha dengan suka cita dan hati yang selalu mengingat kebesaran Allah SWT.

Itulah contoh teks Khutbah Jumat singkat tentang Idul Adha dengan judul 'Keistimewaan Hari Arafah dan Berqurban'.***

Editor: Muhammad Suria

Sumber: istiqlal.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler