Arti Malam Satu Suro Bagi Umat Islam: Ini Keistimewaan, Mitos, Amalan hingga Pantangan Malam 1 Suro 2022

29 Juli 2022, 11:47 WIB
Keistimewaan malam 1 suro, arti malam satu suro bagi umat Islam, mitos, pantangan, larangan dan amalan malam 1 suro bagi orang Jawa. /Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO

BERITA DIY - Saat ini banyak yang cari keistimewaan malam 1 suro, arti malam satu suro bagi umat Islam, mitos, pantangan, larangan dan amalan malam 1 suro bagi orang Jawa.

Simak arti malam satu suro bagi umat Islam, mulai dari keistimewaan, mitos, amalan hingga pantangan malam 1 suro 2022 bagi orang Jawa.

Malam 1 Muharram atau dikenal sebagai malam tahun baru Islam untuk orang kebanyakan, bagi orang Jawa dinamai pula sebagai malam 1 suro.

Untuk masyarakat Jawa, malam 1 suro dianggap sebagai malam yang sakral dikarenakan biasanya banyak orang yang melakukan ritual.

Baca Juga: Doa 1 Muharram Tahun Baru Islam 2022 yang Dibaca Akhir Tahun dan Awal Tahun Hijriyah 1444 H NU Latin Indonesia

Mengapa diadakan tradisi malam satu Suro?

Tradisi malam satu Suro menitikberatkan pada ketentraman batin dan keselamatan.

Maka dari itu, pada malam satu Suro biasanya selalu diselingi dengan ritual pembacaan doa dari semua umat yang hadir merayakannya.

Tujuan dilakukannya ritual pada malam 1 Suro dilaksanakan untuk mendapatkan berkah dan menangkal datangnya marabahaya.

Malam 1 suro sendiri dikenal sebagai malam keramat, apalagi jika jatuh pada hari Jumat. Tahun ini, malam 1 suro jatuh pada 29 Juli 2022.

Baca Juga: Pantangan Apa Saja di Bulan Suro? Ini Arti Tradisi Malam Satu Suro dan Mitos Masyarakat Jawa di Bulan Muharram

Masyarakat Jawa percaya bahwa malam 1 Suro ini merupakan waktu para lelembut atau setan, jin, genderuwo, kuntilanak, dan sejenisnya akan muncul ke dimensi manusia.

Ada sejumlah pantangan yang tidak boleh dilanggar oleh masyarakat Jawa, salah satunya adalah keluar rumah saat Malam Satu Suro.

Pada malam 1 suro, biasanya semua benda pusaka harus dicuci, dibersihkan, seiring dengan kehidupan spiritual yang disucikan kembali. Dari sinilah orang Jawa meyakini bahwa malam 1 Suro adalah malam yang sakral.

Pada malam 1 Suro, umumnya masyarakat Jawa melakukan laku tirakat, lek-lekan atau tidak tidur semalam suntuk, dan tuguran (perenungan diri sambil berdoa). Bahkan beberapa orang memilih melakukan tirakat di tempat sakral seperti laut, gunung, pohon besar, ataupun makam keramat.

Istilah Suro adalah penyebutan yang berasal dari 'Asyura (bahasa Arab) yang berarti kesepuluh. Suro kemudian menjadi bulan permulaan hitungan dalam takwim Jawa. Sementara Suro dipahami oleh masyarakat Islam sebagai bulan Muharram.***

Editor: MR Firmansyah

Tags

Terkini

Terpopuler