138 Orang Meninggal Akibat Banjir Bandang hingga Longsor di NTT, Gubernur Tetapkan Status Tanggap Darurat

8 April 2021, 13:52 WIB
Banjir Bandang dan tanah longsor di NTT menelan 44 korban jiwa. /twitter.com/@BNPB_Indonesia

BERITA DIY - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 138 orang meninggal akibat bencana alam yang terjadi di sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan korban jiwa tersebut terdata per Rabu 7 April 2021 malam di sembilan kabupaten/kota.

"Rincian korban meninggal dunia tersebut, yaitu Kabupaten Flores Timur 67 jiwa, Lembata 32, Alor 25, Kupang lima, Malaka empat, Sabu dua, Ngada satu, Ende satu, dan Kota Kupang satu," ungkap Raditya dalam keterangan tertulisnya, Kamis 8 April 2021.

Baca Juga: Kemensos Berikan Bantuan Rp2,6 Miliar Untuk Korban Bencana Banjir dan Longsor di NTT

Selain korban jiwa, BNPB juga mencatat ada sebanyak 61 orang korban hilang akibat banjir bandang hingga tanah longsor yang terjadi.

Rinciannya adalah 35 orang di Kabupaten Lembata hilang, 20 orang di Alor hilang dan enam orang di Flores Timur hilang.

Di sisi lain, dia menungkapkan, terdapat 688 unit rumah rusak berat, 272 unit rumah rusak sedang dan 154 unit rumah rusak ringan.

Baca Juga: BPBD Ungkap Bencana Lahar Banjir di NTT Akibatkan 11 Orang Meninggal Dunia

Menanggapi situasi ini, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menetapkan status tanggap darurat mulai tgl 6 April sampai 5 Mei 2021.

Status keadaan tanggap darurat bencana angin siklon tropis, banjir bandang, tanah longsor, dan gelombang pasang di NTT ditetapkan melalui surat keputusan No. 118/KEP/HK/2021 tertanggal 6 April 2021.

Penetapan keputusan ini diambil berdasarkan dampak dari siklon tropis seroja di Kota Kupang dan 21 kabupaten dalam wilayah NTT sejak 2 April sampai dengan 5 April 2021.

Baca Juga: Moeldoko Berduka atas Musibah di NTT, Demokrat kubu AHY: Semoga Keprihatinannya Tak Sepalsu Statusnya

Dengan adanya penetapan keputusan tanggap darurat ini, diharapkan mampu mempercepat penanganan bencana di NTT.

"Dalam hal ini upaya penanganan darurat seperti pencarian dan evakuasi korban, pelayanan warga dipengungsian, pendistribusian bantuan, pendataan maupun pembukaan akses yang terisolisasi terus dan masih dilakukan," ungkap Raditya.

Ia mengatakan sejumlah helikopter sudah dikerahkan ke lokasi terdampak. Operasi udara ini didukung Satuan Tugas TNI AU, yang juga memfasilitasi pengiriman bantuan dari pihak donatur maupun relawan medis ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau dengan transportasi darat.***

Editor: F Akbar

Tags

Terkini

Terpopuler