Sikap Indonesia Disebut Berlebihan Kepada BWF, PBSI: Kamu Punya Harga Diri Gak?

26 Maret 2021, 21:00 WIB
Yonex All England.* /twitter.com/@INABadminton

BERITA DIY - Seluruh masyarakat Indonesia termasuk Pemerintah Indonesia berang dengan tindakan BWF terhadap tim Indonesia di All England. Pemerintah juga kini tengah bersiap untuk melayangkan gugatan terkait “pengusiran” dari BWF ke arbitrase Internasional.

Akan tetapi, salah satu peneliti hukum olahraga menganggap tindakan dari pemerintah terlalu berlebihan.

Peneliti hukum olahraga tersebut bernama Eko Noer Kristiyanto. Eko berbicara panjang lebar soal permintaan maaf dari BWF dan gugatan dari Indonesia di acara Mata Najwa, Rabu, 24 Maret 2021.

Baca Juga: Disebut Menghamili Seorang Pesinetron, Vicky Prasetyo Beri Penjelasan Fakta Sebenarnya

Baca Juga: Tak Pernah Ikut Konferensi Pers, Wasekjen Partai Ossy Dermawan Demokrat Sindir Moeldoko

“Permintaan maaf dari Federasi Bulu tangkis Internasional (BWF) sangat penting bagi pemerintah Indonesia. Itu (permintaan maaf) bukan hal yang sembarangan,” ujar Eko Noer Kristiyanto, sebagaimana dikutip BERITA DIY dari kanal Youtube Najwa Shihab, Kamis, 25 Maret 2021.

Eko berpendapat jangkauan dari BWF itu global. Menurut Eko, permintaan maaf merupakan suatu hal yang sangat berat dilakukan oleh federasi sekelas BWF.

Eko juga menganggap, pemerintah telah berlaku sinis terhadap permintaan maaf yang telah dilakukan BWF.

Baca Juga: Vaksinasi Masal Covid-19 Tembus 10 Juta Orang, Begini Ajakan Jokowi Kepada Seluruh Warga Indonesia

Baca Juga: Iwan Fals Beberkan Fakta Meninggalnya Putra Sulungnya, Galang Rambu Anarki

Sontak saja pernyataan Eko Noer lantas dengan cepat menyulut emosi dari narasumber yang dihadirkan di Mata Najwa, terutama ketua umum PBSI Agung Firman Sampurna.

“Kita tidak sinis. Tidak ada yang sinis, hati-hati anda kalo berbicara, kamu punya harga diri ga?” ucap Agung.

Agung menegaskan, konflik ini ditangani dengan serius oleh Pemerintah dan sama sekali tidak bersikap sinis terhadap permintaan maaf dari BWF.

“Mereka (BWF) memang sudah mengakui salah. Tetapi kita ingin ada kepastian ke depan bahwa ada regulasi yang jelas, lebih detil, dan lebih transparan,” tutur Agung.

 

Agung kemudian menanggapi terkait evaluasi yang dilakukan di dalam internal organisasi PBSI. Agung mengaku, dirinya sudah memperhitungkan manajemen risiko yang ada, untuk kemudian menggugat BWF melalui arbitrase Internasional.

“Kami sudah hitung semuanya, terkait transportasi, pesawat dan lain sebagainya. Kami juga tidak berfoya-foya menggunakan anggaran. Ini bukan pertama kali kita mengirim orang, dan kita tidak menyangka diperlakukan seperti ini,” ujar Agung.

Agung menambahkan bahw persoalan ini terjadi ketika Federasi Bulu tangkis Internasional ini terkesan membeda-bedakan perlakuan dari mereka kepada setiap negara.

“Karena ternyata, ini tidak diterapkan sama. Pada yang tujuh (positif) mereka ngasih tes kembali. Tetapi kepada kami, yang pada hari ini negatif langsung didiskualifikasi. Bahkan disuruh jalan kaki, karantina selama sepuluh hari. Hati-hati juga kalau buat statement (pernyataan),” tutup Agung.***

Editor: Muhammad Suria

Tags

Terkini

Terpopuler