Profil WR Supratman, Pahlawan Nasional yang Jadi Cikal Bakal Hari Musik Nasional

9 Maret 2021, 12:00 WIB
WR Supratman. Profil WR Supratman, Pahlawan Nasional yang Jadi Cikal Bakal Hari Musik Nasional.* /Museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id/youTube

BERITA DIY - Hari ini, tanggal 9 Maret 2021 diperingati sebagai Hari Musik Nasional. Tanggal 9 Maret dipilih karena merupakan tanggal lahir dari pencipta Lagu Indonesia Raya yakni Wage Rudolf atau W.R. Supratman.

Polemik mengenai tanggal lahir W.R. Supratman menjadi kontroversi. Karena sumber lain menyebut W.R. Supratman lahir pada tanggal 19 Maret.  

Namun, tak masalah kapan Supratman lahir, yang terpenting adalah bentuk penghormatan atas jasanya pada dunia musik Indonesia.

Baca Juga: Tanda-Tanda! Mama Rosa Tanyai Andin Soal Kevin, Rendi Bingung Ditanya Kapan Nikahi Kiki? Bocoran Ikatan Cinta

Berikut profil/biogarfi dari Wage Rudolf Supratman.

W.R. Supratman lahir di Purworejo, Jawa Tengah pada 19 Maret 1903 di Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

W.R. Supratman tak menetap di Somongari. Hal ini karena ia mengikuti sang ayah yang hidup berpindah-pindah sebagai tentara KNIL.

Sebab harus mengikuti sang Ayah bertugas, akta kelahiran W.R. Supratman sendiri dibuat di Jatinegara, Jakarta, sehingga banyak yang mengira dia lahir di sana. Hal itu terjadi karena tidak lama setelah lahir, ayahnya dipindah tugas dari Purworejo ke wilayah Batavia.

Baca Juga: Anak Buahnya Tersangkut Korupsi, Anies Baswedan Siapkan Pengacara

Pada 1907, Supratman kecil masuk sekolah taman kanak-kanak di Frobelscool Batavia. Dia kemudian tinggal bersama kakaknya dan sekolah di Tweede Inlandscheschool (Sekolah Agka Dua), dan menyelesaikannya pada tahun 1917.

Dilansir BERITA DIY dari laman Kemdikbud, W.R. Supratman menjadi Klein Ambtenaar (ujian untuk pegawai rendah pemerintah Hindia Belanda), lalu melanjutkan pendidikan ke Normaalschool (Sekolah Pendidikan Guru).

Sejak kecil dirinya sudah cinta pada musik. Dirinya pun mendapat hadiah biola dari iparnya, W.M Van Eldick, yang merupakan musisi. Keduanya pun mendirikan Grup Jazz bernama Black and White.

Baca Juga: Sejarah Hari Musik Nasional, dari WR Supratman hingga SBY

Dari sana, bakat W.R. Supratman dalam menggubah komposisi lagu mulai terasah. Dia pun menciptakan lagu-lagu perjuangan, salah satunya adalah Indonesia Raya dalam 3 stanza, yang kemudian menjadi lagu kebangsaan.

Meski memiliki bakat di bidang musik, W.R Supratman justru memilih karir sebagai wartawan di Bandung, dengan bergabung harian Kaoem Moeda pada tahun 1924.

Setahun kemudian, pada 1925 dia pindah ke Batavia, atau sekarang dikenal sebagai Jakarta, dan bergabung dengan Surat Kabar Sin Po. Pada masa inilah dia mulai terlibat dalam perjuangan nasional dengan menghadiri banyak rapat-rapat pemuda.

Dalam Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928, W.R. Supratman, memerdengarkan lagu gubahannya, Indonesia Raya (awalnya berjudul Indonesia Merdeka).

Sejak saat itu, dia menjadi incaran pemerintah kolonial Hindia Belanda, karena dirinya menyanyikan lagu yang mengandung kata-kata merdeka, yang dianggap berbahaya oleh pemerintah kolonial.

Bahkan, pemerintah Hindia Belanda menerbitkan aturan larangan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Jika melanggar, akan dikenai hukuman berat.

Terus diawasi oleh pemerintah kolonial, membuat Supratman hidup berpindah-pindah. Dia kemudian tinggal bersama kakaknya di Surabaya, sebelum ditangkap oleh pemerintah Hindia Belanda, dalam keadaan sakit.

Setelah dibebaskan oleh pemerintah Hindia Belanda, kondisi kesehatannya terus memburuk. Sampai pada akhirnya tepat tujuh tahun sebelum lagu Indonesia Raya dinyanyikan, dirinya tutup usia yakni pada 17 Agustus 1938.

Itulah profil singkat W.R. Supratman, salah satu orang yang menginspirasi hari Musik Nasional pada 9 Maret.***

Editor: Muhammad Suria

Sumber: Kemdikbud

Tags

Terkini

Terpopuler