BERITA DIY - Enam orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus bentrokan antara polisi dengan Laskar Pembela Islam (FPI) di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Km 50.
Penetapan tersangka ini dilakukan setelah enam orang tersebut meninggal dunia. Namun kini proses hukum terhadap keenam orang tersebut sudah dihentikan.
Menanggapi hal ini, sebelumnya Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mempertanyakan keputusan Polri soal penetapan tersangka ini.
Baca Juga: KLB Demokrat Tunjuk Moeldoko Jadi Ketum, AHY Minta Perlindungan ke Kapolri hingga Mahfud MD
Baca Juga: Jokowi Belum Respon KLB Demokrat, Andi Arief: Apakah Presiden Boleh Dilengserkan DPR Gadungan?
Ia menanyakan bagaimana proses persidangan terhadap keenam tersangka ini jika sudah meninggal.
"Kalau orang yang sudah meninggal dunia menjadi tersangka, bagaimana proses persidangannya?," tulis Abdul Mukti di akun twitternya @Abe_Mukti.
"Apakah pertanyaan bisa diwakilkan kepada munkar dan nakir?" tambahnya.
Sebagaimana diketahui, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan penyidikan kasus dugaan penyerangan Polisi oleh 6 laskar FPI ini dihentikan sehingga status tersangka mereka gugur atau sudah tidak berlaku di mata hukum.
Baca Juga: Bacaan Niat dan Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid yang Banar Agar Terbebas dari Hadas Besar
"Kasus penyerangan di Tol Jakarta-Cikampek dihentikan. Dengan begitu, penyidikan serta status tersangka sudah gugur," kata Argo dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis4 Maret 2021 dikutip Berita DIY dari ANTARA.
Lebih lanjut, menurut Argo, kepolisian juga telah menerbitkan Laporan Polisi (LP) terkait adanya pembunuhan di luar hukum atau atau 'Unlawful Killing' di kasus penyerangan Laskar FPI tersebut.
Baca Juga: Tanpa Aplikasi! Ini 4 Cara Download IGTV, Foto, dan Video di Instagram: Mudah dan Tidak Ribet
Hal ini dilakukan berdasarkan rekomendasi dan temuan Komnas HAM. Saat ini sudah ada tiga polisi dari Polda Metro Jaya yang berstatus terlapor.
"Rekomendasi dan temuan Komnas HAM, kami sudah jalankan. Saat ini masih terus berproses," tambah Argo.***