Sampai di Timika, 14 Ton Bantuan Kemensos Siap Diterbangkan ke Distrik Terdampak Kekeringan

- 25 Juli 2023, 19:49 WIB
Sampai di Timika, 14 Ton Bantuan Kemensos Siap Diterbangkan ke Distrik Terdampak Kekeringan di Papua.
Sampai di Timika, 14 Ton Bantuan Kemensos Siap Diterbangkan ke Distrik Terdampak Kekeringan di Papua. /Dok. Kemensos

 

BERITA DIY - Bantuan Kementerian Sosial untuk warga terdampak kekeringan di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi Kabupaten Puncak Papua Tengah telah sampai di Timika pada Senin (24/7). Bantuan logistik sebanyak 14 ton diterbangkan dari gudang logistik di Jakarta dan Jayapura.

Plt Direktur Perlindungan Korban Bencana Alam Adrianus Alla mengatakan Kemensos sudah berupaya mengirimkan bantuan melalui Distrik Sinak sejak kemarin (24/7). Namun bantuan tidak bisa diterbangkan karena terkendala cuaca.

"Untuk semua bantuan sebenarnya sudah ada di Timika. Tinggal bagaimana membawa ke dua distrik. Karena dua distrik yang ada di Kabupaten Puncak ini terkendala akses," katanya.

Dijelaskan Adri, distrik terdampak yaitu Distrik Agandugume memiliki lapangan terbang. Namun bantuan tidak bisa diterbangkan melalui distrik tersebut karena sedang ditutup lantaran dalam perbaikan dan pertimbangan situasi keamaan. Sehingga alternatif paling mungkin adalah mengirimkan bantuan melalui Lapangan Sinak. Upaya ini pun terhalang cuaca.

"Kami kemarin mulai dari Senin sudah di sini (Timika), mau terbang, gagal, karena cuaca. Hari ini (25/7) pun sudah mau terbang, gagal lagi karena cuaca. Besok (26/7) dengan dua helikopter caracal dan dua pesawat jenis caravan," katanya.

Dua moda transportasi udara itu dijadwalkan mengangkut bantuan secara bertahap. Adapun caravan dapat mengangkut bantuan seberat 1 ton, sedangkan helikopter caracal milik TNI AU mampu mengangkut 750 kg sekali terbang.

Data sementara, 7.500 jiwa warga di kedua distrik terdampak kekeringan akibat gagal panen. Fenomena hujan es yang terjadi pada awal Juni menyebabkan tanaman warga yaitu umbi yang merupakan makanan pokok menjadi layu dan busuk. Setelah itu, tidak turun hujan sehingga tanaman warga mengalami kekeringan.

"Berdasarkan informasi dari kepala distrik dan tokoh agama. Di Agandugume ada 3500 jiwa, sedangkan di Lambewi itu ada 4000 orang. Jadi ada kira-kira ada 7.500 warga." ujar Adri.

Halaman:

Editor: Iman Fakhrudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x