Warga Purwomartani Sleman Tuntut Kenaikan Ganti Rugi Tanah Pembangunan Tol Yogya-Solo

6 Desember 2020, 15:22 WIB
Spanduk penolakan nilai ganti untung tanah pembangunan tol Yogya-Solo yang terpasang di Dusun Temanggal I, Purwomartani, Sleman, DIY. /BeritaDIY/HO/Iwan Setiawan

BERITA DIY - Belasan warga Dusun Temanggal I, Desa Purwomartani, Kalasan, Sleman, DIY memasang spanduk penolakan ganti untung lahan pembangunan jalan tol Yogyakarta-Solo yang nilainya hanya sesuai dengan harga pasar.

Menurut mereka, harga yang ditawarkan pemerintah tidak sebanding biaya yang harus dikeluarkan untuk relokasi dari tempat tinggal asal.

Perwakilan masyarakat dari RT 5 RW 2 Dusun Temanggal, Budi Santosa mengatakan, hingga saat ini mereka belum mengetahui secara pasti berapa besaran ganti untung yang akan diberikan pemerintah.

Baca Juga: Masih Bisa Daftar! Ini Cara Dapat Bantuan Token Listrik Gratis PLN via WA atau www.pln.co.id

Baca Juga: Menilik Harta Kekayaan Menteri Sosial Juliari Batubara, Punya Puluhan Miliar Kok Korupsi?

"Saya dengar dari dusun sebelah itu, Mas, mereka diundang ke kelurahan untuk musyarawarah. Tapi begitu sampai langsung disodorin harga jual," katanya saat dikonfirmasi Berita DIY.

Menurutnya, tanah warga RT 1 RW 5 yang akan terdampak penggusuran akibat pembangunan jalan tol ini hanya dihargai dua hingga tiga juta per meter.

Mereka meminta transparansi nilai ganti rugi yang diberikan pemerintah provinsi karena khawatir ada pemotongan biaya jual tanah hingga sampai di masyarakat.

Baca Juga: Tutup Hari Ini, Login www.prakerja.go.id Daftar Lomba Kartu Prakerja Dapat Hadiah Rp40 Juta

Mereka juga menuntut agar tanah mereka dibeli dengan harga yang lebih baik. Apalagi sebagian besar warga yang akan tergusur bermata pencaharian sebagai petani dan peternak ikan yang mengandalkan air dari Selokam Mataram.

"Kalau bisa itu ya, semalam kita musyawarah, ya minimal Rp8 juta per meter lah. Apalagi di desa sekitar sini yang tidak terdampak tol kan sudah mulai menaikkan harga tanah sampai Rp6 juta per meter," tambah Budi.

Sejumlah warga memasang spanduk penolakan nilai ganti rugi tanah pembangunan jalan tol Yogya-Solodi Purwomartani, Sleman, DIY. PIkiran Rakyat/HO/Iwan Setiawan

Tidak hanya itu, mereka juga menuntut dicarikan lokasi pengganti jika memang harus menjual tanahnya dengan harga pasar.

Baca Juga: Tutup Hari Ini, Login www.prakerja.go.id Daftar Lomba Kartu Prakerja Dapat Hadiah Rp40 Juta

"Lokasi kita itu kan strategis, Mas. Dekat dengan Jalan Solo. Sumber air mudah. Kalau harus cari tempat tinggal lain kan susah. Bingung mau kemana," kata Budi sambil menahan tangis.

"Saya maunya fair. Karena tidak ada niat jual tanah. Sudah bersyukur hidup di sini. Kalau mau dipakai jalan tol ya tolong carikan yang lebih baik. Kami siap bedhol desa, tapi ya yang strategis," pungkas Budi.***

Editor: Iman Fakhrudin

Tags

Terkini

Terpopuler