Network
Kata kunci "memimpin" itu "mencintai orang lain", dan mencintai berarti "siap berkurban". Jadi, syarat mutlak bagi seorang pemimpin, termasuk para pemimpin keluarga, memi- liki kesediaan berkurban yang didorong rasa cinta terhadap sesamanya dan orang-orang didekatnya yang didasari cinta kepada Allah. Mungkin kita dapat mengkiritik diri kita atau bangsa kita, apakah saat ini, kita tidak memiliki pemimpin seperti yang digambarkan tadi? Atau justeru yang ada kesedia- an para pemimpin berkurban untuk diri dan golongannya sendiri, sembari sama-sama 'kompak' mengklaim berkurban untuk rakyat. Mereka inilah yang sungguh berandil dan ber- kontribusi besar dalam mengantarkan bangsa ini ke jurang collape, kehancuran. Mudah-mudahan itu tidak terjadi saat ini?
Allah Akbar, Allah Akbar, Allah Akbar
Jamaah Salat 'Id Rahimakumullah!
Jadi, pelajaran apa yang bisa diambil dari Idul Qurban ini? Tumbuh dan kembangkan semangat berkurban untuk sesama. Yakinlah, semangat ini akan melahirkan manusia- manusia dan pemimpin generasi seperti Ibrahim tadi. Bangsa ini sudah terlalu lelah untuk dikhianati karena kesediaan ber- kurban hanya untuk diri dan kelompoknya. Lihatlah para pemimpin rakyat di masa lalu. Keluar masuk penjara pun mereka lakukan untuk menegakkan keadilan, melawan penin- dasan, yang itu semua cermin kesediaan mereka berkurban demi rakyat dan bangsanya. Itulah simpulan dari firman Allah
dalam Qs. Al-Hajj/22:37:
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ ٣٧
Daging hewan kurban dan darahnya sekali-kali tidak sampai kepada Allah, karena kurban itu bukan sesajen dan Dia tidak membutuhkan darah dan daging, tetapi ketakwaan manusia, yaitu sikap kita melawan rasa cinta terhadap harta dan kikir dengan berkurban, peduli, dan berbagi kepada fakir miskin untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Khutbah Kedua
الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر 2X – الله أكبر كَبِيْرًا
وَالحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً لاَ إِلَهَ إِلاّاَلله ُوَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لاَ إِلَهَ إِلاّاَلله ُوَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ المُشْرِكُوْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ وَلَوْكَرِهَ المُناَفِقُوْنَ.
الحَمْدُ لِلّهِ حَمْداً كَثِيْرًا كَماَ أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ إِرْغاَماً لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الخَلَآئِقِ وَالبَشَرِ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
