BERITA DIY - Berikut informasi warna baju yang dipakai saat perayaan Jumat Agung dan aturan warna liturgi menurut Gereja.
Jumat Agung atau peringatan wafatnya Isa Almasih 2023 akan jatuh pada tanggal 7 April 2023.
Jumat Agung sendiri merupakan hari Jumat sebelum Minggu Paskah yang mana merupakan peringatan hari penyaliban dan wafat Yesus Kristus.
Beberapa masyarakat melakukan ibadah Jumat Agung di Gereja dengan memakai pakaian berwarna merah, hijau, dan ungu. Ketiga warna ini termasuk elemen warna dalam liturgi atau simbol peristiwa gerejawi.
Baca Juga: 10 Link Twibbon Memperingati Jumat Agung 7 April 2023, Begini Cara Pasangnya
Lalu, mengapa baju dengan tiga warna tersebut menjadi yang utama dan sering digunakan? Apakah ada anjuran bagi umat Kristiani memakai pakaian warna tertentu saat perayaan Jumat Agung?
Penjelasan pakai baju warna apa saat Jumat Agung
Merujuk dari beberapa sumber bahwa tidak ada anjuran bagi umat Kristen dalam memakai pakaian tertentu di perayaan Jumat Agung.
Namun ada juga kesepakatan gerejawi di antara umat Kristen untuk memakai pakaian bernuansa hitam sebagai lambang kedukaan atas wafatnya Yesus Kristus.
Sementara itu dilansir dari situs Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Romo Hieronymus Sridanto Aribowo Pr menyatakan bahwa Komisi Liturgi KAJ hanya mengatur busana liturgi untuk para pelayan liturgi.
Adapun secara keseluruhan, umat Kristen boleh memakai baju warna bebas apa saja selama pantas, sopan, rapi, dan bermartabat saat merayakan hari suci.
Aturan warna liturgi saat Jumat Agung
Agama Katolik mengenal beberapa warna liturgi yang menunjukkan masa biasa atau masa khusus perayaan, serta menunjukkan perayaan apa yang akan atau sedang dirayakan.
Salah satu warna yang dipakai pelayan liturgi adalah merah. Merah sendiri menyimbolkan pengorbanan berupa darah dan kemartiran atau mati karena iman. Pada Jumat Agung, warna liturgi yang digunakan adalah merah.
Daftar dan makna warna liturgi
Konferensi Waligereja Amerika Serikat (USCCB) menjelaskan, ada empat warna utama liturgi, yaitu putih, merah, hijau, dan violet (ungu).
Berikut daftar warna-warna liturgi yang ada
1. Putih
Warna putih dapat berarti kemurnian, cahaya, kemuliaan, dan sukacita.
Waktu penggunaan: Natal; Paskah; perayaan Tuhan, Maria, Malaikat, dan Orang Suci yang bukan Martir; perayaan Tritunggal Mahakudus (Minggu setelah Pentakosta), Semua Orang Suci (1 November), dan Kelahiran St. Yohanes Pembaptis (24 Juni); pesta Pertobatan Santo Paulus (25 Januari), Tahta Santo Petrus (22 Februari); dan pesta Santo Yohanes (27 Desember).
2 Merah
Warna merah memiliki arti cinta Tuhan, darah, api, dan perayaan Martir
Waktu penggunaan: Minggu Palem, Jumat Agung, dan Minggu Pentakosta; perayaan Sengsara Tuhan, para Rasul, dan para Penginjil; perayaan Martir. Hijau (hidup, harapan, antisipasi) Waktu penggunaan: digunakan sepanjang tahun antara Paskah dan Adven serta antara Natal dan Prapaskah.
Baca Juga: Jadwal Misa Kamis Putih Jumat Agung Paskah 2023 di Jogja, Bandung, Jakarta
3. Violet atau ungu
Warna ungu atau violet memiliki makna tobat, pengorbanan, dan persiapan.
Waktu penggunaan: Adven dan Prapaskah; Misa untuk Orang Mati Selain itu, ada juga warna Merah muda (Matahari Ketiga Adven dan Matahari Keempat Prapaskah), hitam (Misa untuk Orang Mati), serta emas atau perak (perayaan lebih khusyuk seperti Natal dan Paskah).
Itulah penjelasan warna baju yang dipakai saat perayaan Jumat Agung dan aturan warna Liturgi menurut Gereja.***